News
Selasa, 9 Desember 2014 - 19:00 WIB

KONFLIK INTERNAL PARTAI GOLKAR : Ditolak JK, Kubu Agung Laksono Lobi 4 Sesepuh Golkar

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar Fahmi Idris (kedua dari kiri) bersalaman dengan calon ketua umum Partai Golkar Priyo Budi Santoso (kedua dari kanan) dan Agung Laksono (kanan) saat menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar di Jakarta, Sabtu (6/12/2014). Munas yang diadakan oleh Presidium Penyelamat Partai Golkar itu akan melakukan pemilihan ketua umum Partai Golkar periode 2014-2019. (JIBI/Solopos/Antara/Vitalis Yogi Trisna)

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menolak menerima tawaran jabatan sebagai Ketua Dewan Pertimbangan (wantim) Partai Golkar dari kubu Agung Laksono. Kubu Munas Jakarta itu pun segera melobi empat orang lain yang dianggap sebagai sesepuh.

Sekretaris Jenderal Golkar kubu Agung Laksono, Zainuddin Amali, mengatakan Partai Golkar akan meminta a.l. Sarwono Kusuma Atmaja, Abdul Latief, Fahmi Idris, dan Suswono Yudohusodo untuk menjadi ketua dewan pertimbangan.

Advertisement

“Setelah pertemuan semalam, JK telah menyampaikan komitmen Presiden Joko Widodo dan seluruh kabinetnya melepas jabatan kepartaian. Jadi kita akan melobi empat sesepuh itu,” katanya saat dihubungi Bisnis/JIBI, Selasa (9/12/2014).

Menurut Zainuddin Amali, empat kader terbaik Partai Golkar itu sudah menyatakan dukungan jalannya Musyawarah Nasional (Munas) IX Golkar di Jakarta. “Keempatnya datang dan mendukung munas kami. Jadi kita tinggal meneruskan dukungan itu.”

Pihaknya yakin salah satu dari empat mantan sesepuh Golkar yang semuanya pernah menjadi menteri akan menerima pinangan kubu Agung untuk menjadi Ketua Wantim Golkar. “Saya yakin, satu diantara mereka ada yang mau,” katanya.

Advertisement

Seperti diketahui, saat ini Partai Golkar terpecah menjadi dua kubu. Selain kubu agung, kubu yang berseberangan dinahkodai oleh Aburizal Bakrie atau yang kerap disapa Ical. Keduanya melaksanakan munas dengan waktu yang hampir bersamaan namun dengan lokasi yang berbeda. Kubu Agung di Jakarta sedangkan kubu Ical di Bali.

Selain menghasilkan ketua umum dan susunan pengurus yang sama sekali berbeda, kedua munas juga menghasilkan kebijakan politik yang berbeda. Kubu Ical tetap fokus Di Koalisi Merah Putih (KMP) atau menjadi oposisi pemerintah. “Namun kami mendukung pemerintahan Jokowi-JK,” kata Priyo Budi Santoso, Wakil Ketua Umum Golkar versi Agung Laksono.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif