News
Kamis, 8 Oktober 2015 - 05:45 WIB

KONFLIK AFGHANISTAN : AS Mengebom RS, MSF Dorong Bentuk Komisi Independen

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peta wilayah Afghanistan (aljazeera.com)

Konflik Aghanistan membuat MSF menyerukan dibentuknya komisi independen untuk menyelidiki pengeboman rumah sakit di Afghanistan. 

Solopos.com, JENEWA – Medecins Sans Frontieres (MSF) atau  Dokter Lintas Batas menyerukan dibentuknya sebuah komisi independen untuk menyelidiki pengeboman Amerika Serikat (AS) di sebuah rumah sakit Afganistan, Rabu (7/10/2015).

Advertisement

Lembaga kemanusiaan medis internasional tersebut menyatakan  komisi itu akan mengumpulkan fakta dan bukti dari AS, NATO, dan Afganistan terkait pengeboman yang merenggut 22 korban jiwa itu.

Berdasarkan penyelidikan tersebut MSF akan memutuskan apakah akan mengajukan tuntutan pidana atas aksi yang merenggut korban jiwa dan menimbulkan kerusakan tersebut.

Advertisement

Berdasarkan penyelidikan tersebut MSF akan memutuskan apakah akan mengajukan tuntutan pidana atas aksi yang merenggut korban jiwa dan menimbulkan kerusakan tersebut.

“Hingga saat ini belum ada komitmen untuk sebuah penyelidikan independen,” kata Presiden MSF, Joanne Liu, seperti dilansir Reuters.

MSF tengah mengadakan pembicaraan dengan Swiss tentang pertemuan para pakar komisi independen internasional, “ Hari ini kami cukup mengatakan perang memiliki aturan. Kami tidak dapat mengandalkan penyelidikan internal oleh AS, NATO dan pasukan Afghanistan,”  ucap Liau.

Advertisement

“Serangan di sebuah rumah sakit itu suatu kekliruan. Kami tidak pernah dengan sengaja menagetkan sebuah fasilitas medis,” tutur Campbell, dalam konferensi sebuah persnya, Senin (5/10/2015).

Serangan, datang setelah kelompok militan Afganistan, Taliban  mengambil alih Kunduz, Senin (28/9/2015). Pasukan pemerintah dengan bantuan serangan udara AS  telah berhasil menguasai kembali Kunduz dan sebagian besar wilayah di selatan Afganistan tersebut setelah tiga hari pertempuran. Pada satu sisi, sejumlah tempat perbelajaan di ibukota Provinsi Kunduz, Senin lalu mulai buka seiring membaiknya kondisi keamanan.

“Pusat kota berangsur normal,” kata warga setempat, Abdul Ghafoor. Meski demikian ia tak memungkiri masih dibutuhkan waktu untuk benar-benar memulihkan kondisi.

Advertisement

 

 

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif