News
Kamis, 13 April 2017 - 11:05 WIB

Kondisi Membaik, Novel Baswedan Bisa Melihat Meski Tak Maksimal

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penyidik KPK Novel Baswedan mengacungkan jempol saat tiba di RS Jakarta Eye Center, Jakarta, Selasa (11/4/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Novel Baswedan dirawat di Singapura.

Solopos.com, JAKARTA — Kondisi kesehatan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan membaik setelah dirawat di salah satu rumah sakit di Singapura. Sebelumnya, Novel menjadi korban serangan penyiraman air kerasoleh orang tak dikenal.

Advertisement

“Alhamdulillah [kondisi Novel] semakin membaik,” kata kakak Novel, Taufik Baswedan, yang berada di Singapura ketika dimintai konfirmasi dari Jakarta, Kamis (13/4/2017).

“Saat ini matanya masih bisa melihat walau belum bisa maksimal,” tambah Taufik.

Diberitakan sebelumnya, pada Selasa (11/4/2017), Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor seusai Salat Subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya di Kelapa Gading Jakarta Utara. Air keras itu mengenai satu mata Novel.

Advertisement

Novel lalu dilarikan ke RS Mitra Keluarga Kelapa Gading lalu dipindahkan ke RS Jakarta Eye Center (JEC) untuk mendapatkan perawatan intensif. Selanjutnya pada Rabu (12/4/2017), dia diterbangkan ke salah satu rumah sakit di Singapura.

Taufik menuturkan dokter belum memutuskan tindakan medis yang akan diambil untuk memulihkan kondisi Novel. “Kata dokter, setelah dua hari di sini baru ada kabar untuk tindakan yang akan diambil,” ungkap Taufik.

Artinya baru pada hari ini dokter akan memutuskan tindakan medis yang akan diterapkan dalam pengobatan Novel.

Advertisement

Menurut Taufik, seluruh biaya pengobatan Novel pun ditanggung instansi tempatnya bekerja. “Iya, biaya ditanggung KPK,” kata Taufik.

Sebelumnya, dokter Johan A. Hutauruk yang menangani Novel di JEC, mengatakan mata kanan Novel sudah dapat melihat 30 persen, sedangkan mata kiri masih lebih sedikit persentasenya.

Hingga saat ini polisi masih mencari dua pelaku penyerangan Novel. Polisi mendapatkan barang bukti berupa cangkir sebagai wadah untuk menyimpan air keras dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Teror terhadap Novel ini bukanlah yang pertama terjadi, ia sudah beberapa kali mendapatkan teror antara lain ditabrak mobil saat menuju ke KPK ketika mengendarai motor pada 2016, kriminalisasi dengan ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan di Bengkulu (2015), hingga diserang kelompok pendukung Amran Batalipu hingga motornya ringsek pada 2012.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif