News
Selasa, 7 Oktober 2014 - 08:40 WIB

KONDISI ALUTSISTA : Ups ... Rem Blong dan Kampas Kopling Aus

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu interior Sarasin 6 x 6 FV 603 yang mampu mengangkut 10 personel. (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Harianjogja.com, SLEMAN-Kompi Kavaleri Panser 2/Kodam IV Diponegoro memiliki tugas pertempuran darat menggunakan mobil. Pasukan organik ini juga harus mengamankan objek vital dan VVIP area DIY-Jawa Tengah. Bagaimana kelengkapan alutsista mereka?

Kompi Kavaleri Panser 2/Kodam IV Diponegoro bermarkas di Demakijo, Gamping, Sleman. Dalam waktu 14 tahun, markas khusus pasukan pengintai bermobil ini baru mendapatkan penambahan alutsista baru pada 2010, yakni dua unit Panser Anoa 6 x 6 buatan Pindad. Sejak berdiri hingga 1996, markas Kikavser 2 hanya punya Panser Saladin 6 × 6 FV 601 7 unit dan Sarasin 6 x 6 FV 603 sebanyak enam unit.

Advertisement

Dua panser bersaudara ini sama-sama buatan Inggris, 1958. Sarasin memiliki fungsi sebagai pengangkut pasukan yang mampu menampung sekitar 10 personel sehingga dikenal sebagai armoured personnel carrier (APC). Saladin sebagai juru tembak dilengkapi dengan kanon berkaliber 76 milimeter.

Saladin dan Sarasin sudah dipakai ratusan kali operasi, baik di perbatasan serta sejumlah operasi pemberantasan separatis. Panser-panser bersejarah itu kini terparkir di garasi markas Kikavser 2 Demakijo, Gamping.

Advertisement

Saladin dan Sarasin sudah dipakai ratusan kali operasi, baik di perbatasan serta sejumlah operasi pemberantasan separatis. Panser-panser bersejarah itu kini terparkir di garasi markas Kikavser 2 Demakijo, Gamping.

Perawatannya tentu ekstra susah. Suku cadang Panser berteknologi manual ini sulit didapat. Tetapi lagi-lagi karena keterbatasan alutsista, Panser gaek ini tetap saja digunakan.

“Kalau latihan juga pakai ini [Sarasin dan Saladin]. Bahkan kalau misalnya panser lain sudah keluar dan ada permintaan pengamanan ketika di markas hanya ada ini, ya kami berangkatkan,” ungkap Wakil Komandan Kikavser 2/Kodam IV Diponegoro, Letnan Satu (Lettu) Yohanes saat ditemui di markas.

Advertisement

“Kondisi darurat tetap bisa dipakai, tapi harus hati-hati terutama saat di jalanan, karena remnya juga kadang masalah,” imbuh Bintara Montir Kendaraan Tempur, Kikavser 2, Serda Suyadi.

Lain lagi dengan Panser Panhard buatan Perancis yang diboyong ke Kikavser 2 sejak 1996. Panser yang baru saja dicat menyerupai warna MBT Leopard ini juga bukan tanpa kendala. Panhard memiliki peran penting dalam tiap pengintaian dengan fisik yang kecil dan hanya bisa ditempati tiga personel, yakni sopir, komandan tempur di sebelah kanan dan juru tempat berada di belakang.

Panhard juga bertugas mengamankan objek vital VVIP untuk membantu Anoa 6 x6 buatan Pindad yang baru didatangkan pada 2010. Kikavser memiliki enam Panhard, dua di antaranya masih berada di Libanon untuk tugas perdamaian.

Advertisement

Panhard berpelat nomor TNI 7731-IV salahsatunya yang bermasalah karena keausan kampas kopling. Akibatnya Panhard ini pun tidak bisa melewati jalan sedikit tanjakan. Berkali-kali personel Ranpur mengajukan perbaikan tapi masih belum mendapatkan tanggapan dari pusat.

“Mungkin karena suku cadangnya susah,” ujar Serda Suyadi.

Suyadi menunjukkan Panhard lain yang dinilai paling layak dipakai. Panhard berpelat militer 7726-IV ini dinyalakan mesinnya dari dalam kabin. Teknologinya sudah lumayan canggih. Setiap kerusakan dapat terdeteksi melalui layar monitor di dasbor Panhard.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif