News
Jumat, 3 Mei 2024 - 21:12 WIB

Komnas KIPI Pastikan Vaksin Covid-19 Astrazeneca di Indonesia Aman

Newswire  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Vaksin AstraZeneca. (ft.com)

Solopos.com, SOLO — Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) memastikan tidak ada kejadian sindrom trombosis dengan trombositopenia yang memicu pembekuan otak di Indonesia sebagai efek samping pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Pernyataan itu disampaikan Ketua Komnas PP KIPI, Prof Hinky Hindra Irawan Satari dalam pernyataannya melalui Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI di Jakarta, Kamis (2/5/2024) sore.

Advertisement

“Keamanan dan manfaat sebuah vaksin sudah melalui berbagai tahapan uji klinis, mulai uji klinik tahap 1, 2, 3 dan 4, termasuk vaksin Covid-19 yang melibatkan jutaan orang, sampai dikeluarkannya izin edar,” katanya seperti diberitakan Antara.

Hal tersebut ia laporkan berdasarkan surveilans aktif dan pasif, termasuk pemantauan terhadap keamanan vaksin yang masih terus dilakukan pihaknya setelah vaksin beredar sampai saat ini.

Advertisement

Hal tersebut ia laporkan berdasarkan surveilans aktif dan pasif, termasuk pemantauan terhadap keamanan vaksin yang masih terus dilakukan pihaknya setelah vaksin beredar sampai saat ini.

Sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), kata Hinky, Komnas KIPI bersama Kemenkes dan BPOM melakukan surveilans aktif terhadap berbagai macam gejala atau penyakit yang dicurigai, termasuk sindrom trombosis dengan trombositopenia (thrombosis with thrombocytopenia syndrome/TTS) yang berkaitan dengan vaksin Covid-19.

Hinky mengatakan survei dilakukan di 14 rumah sakit di tujuh provinsi yang memenuhi kriteria selama lebih dari satu tahun.

Advertisement

Menurut Hinky, Indonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi Covid-19. Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis diantaranya adalah vaksin Astrazeneca.

Setelah surveilans aktif selesai, Komnas KIPI tetap melakukan surveilans pasif hingga hari ini, dengan laporan tidak ditemukan laporan kasus TTS, kata Hinky.

Dilansir dari laman Kemenkes, TTS merupakan penyakit yang menyebabkan penderita mengalami pembekuan darah serta trombosit darah yang rendah. Kasusnya sangat jarang terjadi di masyarakat, tapi bisa menyebabkan gejala yang serius.

Advertisement

Dijelaskan Hinky, jika terjadi pembekuan pada pembuluh otak, maka muncul gejala pusing, mual di saluran cerna, dan pegal di bagian kaki. Gejala lain yang ditunjukkan berupa bercak biru pada tempat suntikan yang diakibatkan jumlah trombosit menurun.

“Ada perdarahan, biru-biru di tempat suntikan, ya, itu terjadi, tapi 4-42 hari setelah vaksin. Kalau sekarang terjadi, ya, kemungkinan besar terjadi karena penyebab lain, bukan karena vaksin,” katanya.

Masyarakat juga masih bisa melaporkan kejadian ikutan pasca-imunisasi atau KIPI kepada Komnas KIPI melalui puskesmas terdekat.

Advertisement

“Puskesmas sudah terlatih, akan dilakukan investigasi, anamnesis, dan rujukan ke RS untuk dikaji Pokja KIPI dan dikeluarkan rekomendasi berdasarkan bukti yang ada,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif