News
Sabtu, 22 Oktober 2011 - 11:25 WIB

Komisi HAM PBB telusuri kematian Kadhafi

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JENEWA—Komisariat Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa mendesak agar digelar penyelidikan terhadap tewasnya pemimpin Libya terguling, Kolonel Muammar Kadhafi, 69 tahun, pada Kamis siang lalu.

“Kami perlu tahu apakah dia tewas dalam pertempuran atau dieksekusi,” kata Rupert Colville, juru bicara komisi tersebut.

Advertisement

Dalam rekaman video yang beredar luas di seluruh penjuru dunia itu, Kadhafi terlihat masih hidup saat ditangkap. Wajah dan pakaiannya penuh bercak darah.

Rekaman yang berasal dari kamera video di telepon seluler tersebut juga memperlihatkan bagaimana pemimpin Libya selama 42 tahun itu dikerubuti dan didorong para pemberontak.

Sebuah rekaman lain memperlihatkan peluru menembus kepalanya. “Rekaman video itu sungguh sangat mengganggu,” ujar Colville. Karena itu, kata dia, Komisariat Tinggi PBB berkeinginan mendapatkan penjelasan dari pemimpin Dewan Transisi Nasional (NTC). “Kami benar-benar membutuhkan penjelasan,” tandasnya.

Advertisement

Berbagai macam kesaksian menunjukkan kesimpangsiuran bagaimana Qadhafi menjemput ajalnya. Seorang pejuang NTC Libya, Salem Bakeer, menceritakan, saat ditangkap setelah lolos dari serangan udara, Kadhafi seperti orang linglung.

Lain lagi cerita Omran Jouma Shawan, juga petempur NTC. “Dia ditembak oleh pengawalnya sendiri,” katanya.

Sebelumnya, tak lama setelah saluran televisi Libya, Lil Ahrar, melansir kabar tewasnya Qadhafi, pejabat NTC, Abdel Majid Mlegta, mengatakan Qadhafi tewas dalam adu tembak.

Advertisement

Abdel Majid mengungkapkan, Qadhafi berusaha melawan saat akan ditangkap. Akhirnya, mantan penguasa selama 42 tahun itu diangkut dengan ambulans ke Misrata. “Darah terus mengucur dari perutnya. Jarak ke rumah sakit cukup jauh. Dia wafat dalam perjalanan,” katanya.

Tapi seorang pejabat NTC lain yang tak mau disebut namanya membenarkan bahwa Qadhafi dieksekusi. “Mereka (para petempur NTC) memukuli dia, lalu membunuhnya. Inilah perang,” ujarnya.(Tempointeraktif.com)

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif