News
Jumat, 9 Februari 2024 - 13:18 WIB

Koalisi Perempuan Desak Jokowi Hentikan Penyalahgunaan Kekuasaan dalam Pemilu

Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Dok. Solopos.com - ANTARA/Yashinta Difa)

Solopos.com, JAKARTA — Ratusan individu dan organisasi perempuan yang tergabung dalam Koalisi Perempuan Penyelamat Demokrasi dan HAM menyelenggarakan mimbar demokrasi perempuan di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Jumat (9/2/2024)

Para peserta aksi mengenakan baju bernuansa ungu sebagai simbol perjuangan para perempuan menolak penyalahgunaan kekuasaan.

Advertisement

Mimbar demokrasi perempuan diisi dengan pembacaan orasi, puisi, dan lagu atas kondisi demokrasi yang sangat buruk di masa reformasi yang dilakukan Presiden.

Koalisi ini mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi), untuk menghentikan penyalahgunaan kekuasaan dalam Pemilu 2024.

Advertisement

Koalisi ini mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi), untuk menghentikan penyalahgunaan kekuasaan dalam Pemilu 2024.

“Apa yang dilakukan Jokowi tidak sesuai dengan Nawacita presiden di 2014, yaitu pemerintah yang berjanji untuk tidak absen dan akan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan,” tulis perwakilan Koalisi Perempuan Penyelamat Demokrasi dan HAM, Ulfa Kasim, dalam keterangan yang diterima Solopos.com.

Presiden Jokowi juga dinilai telah meninggalkan nilai-nilai demokrasi berperspektif perempuan, dimana suara perempuan yang kritis terhadap sikap presiden tidak dianggap penting.

Advertisement

“Kami kaum perempuan juga berkeberatan dengan pajak kami yang digunakan untuk kepentingan politik partisan yang dilalukan presiden dan pendukungnya,” ungkapnya lagi.

Dalam deklarasi ini Koalisi Perempuan Penyelamat Demokrasi dan HAM menagih sumpah Jokowi sebagai presiden:

1.Kami menolak ketidaknetralan presiden karena merusak demokrasi, mengoyak keadilan dan memecah bangsa

Advertisement

2.Kami menolak penyalahgunaan kekuasaan presiden dalam mendukung paslon dengan melanggar konstitusi, mengukuhkan nepotisme, oligarki dan patriarki

3.Kami menolak keberpihakan presiden pada pasangan calon/ paslon yang memiliki rekam jejak pelanggaran HAM berat masa lalu dan tanpa pertanggungjawaban di depan hukum termasuk perkosaan massal Mei 1998

4.Kami menolak pajak kami digunakan untuk kepentingan politik partisan melalui pembagian bantuan sosial/ bansos sebagai wajah baru penyalahgunaan kekuasaan.

Advertisement

5.Kami menagih sumpah, nilai-nilai, seluruh janji penegakan demokrasi, HAM, kesejahteraan rakyat dan kepatuhan pada konstitusi yang saat ini diingkari dan menjadi warisan buruk bagi generasi muda Indonesia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif