News
Jumat, 6 Maret 2015 - 09:45 WIB

KISRUH APBD DKI : Begini Awal Mula Tulisan Tangan Ahok yang Bikin DPRD Geram

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kisruh APBD DKI yang membuat Ahok dan DPRD berseteru diprediksi bermula dari tulisan tangan “Pemahaman Nenek Lu” yang ditulis sang Gubernur.

Solopos.com, JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, kembali menjadi pemberitaan panas menyusul beredarnya dokumen yang menunjukkan tulisan tangan “Pemahaman Nenek Lu.” Kabarnya dokumen itu ditulis Ahok untuk DRPD. Bagaimana kisahnya?

Advertisement

Di awal Januari 2015, Ahok menerima pengajuan anggaran Rp 8,8 triliun dari Bappeda DKI. Usulan itu ternyata dari DPRD DKI. Anggaran sebesar itu ditujukan untuk sosialisasi sejumlah Surat Keputusan (SK) Gubernur. Dalam anggaran sosialisasi tersebut, goal akhirnya adalah pemahaman masyarakat terhadap sejumlah SK Gubernur.

“Pas gue lihat, apa-apaan nih! Gue kasih lingkaran terus tulis ‘nenek Lu!’. Apa yang mau disosialisasi dari SK Gubernur? Tinggal dilihat doang, makanya gue tulis ‘Nenek lu!’ di lingkaran. Balikin. Sudah baca ‘nenek lu!’ tersinggung kali mereka,” tutur Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2015) sore.

Ahok melingkari sejumlah anggaran dengan pena warna hitam. Lalu dia menulis “Pemahaman nenek lu!” dan memberi paraf di bawah tulisan itu.

Advertisement

Saat itu, Ahok menduga tulisan tangannya itu menjadi penyebab batalnya rapat paripurna DPRD untuk mengesahkan APBD. Mantan Bupati Belitung Timur ini menduga DPRD tersinggung dengan tulisannya. Namun Ahok saat itu memang merasa kesal luar biasa, karena pengajuan anggaran yang menurutnya untuk hal tak berguna.

“Pokoknya total itu, kalau untuk anggaran di luar tanah ya itu Rp 8,8 triliun. Saya nggak tahu [persisnya berapa yang dicoret]. Saya cuma suruh pilih saja, kalau anggaran itu untuk jalan, nggak perlu lagi dipikir, pasti kita beresin jalan kampung,” ujar Ahok.

“Sosialiasi SK Gubernur, sosialisasi ‘nenek lu!’ gue tulis. Ngaco saja. Dulu kayak gini tuh lolos! tahu enggak. Karena tidak ada e-budgeting. Kita enggak bisa lock,” imbuh mantan anggota Komisi II DPR ini.

Advertisement

Ahok mengimbau agar oknum-oknum di DPRD menghentikan upaya-upaya memasukkan dana-dana tak jelas. Eks politikus Golkar dan Gerindra ini berani bertarung untuk membuat anggaran DKI tepat sasaran.

“Les Mandarin, paket Mandarin, bus pendidikan, paket ini paket itu berapa puluh juta ratus juta. Sosialisasi keputusan ini itu. Apa yang mau disosialisasi,” komentarnya penuh tanda tanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif