News
Sabtu, 26 Agustus 2017 - 21:23 WIB

KISAH TRAGIS : Keluarga Boyolali Keracunan Obat Kutu Rambut, Korban Bertambah 2 Anak Meninggal Dunia

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi keracunan (JIBI/Dok)

Kisah tragis dialami satu keluarga Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI —  Korban meninggal akibat keracunan obat kutu rambu di Boyolali bertambah. Sebelumnya Qoulan Shaqilla, 9, meninggal dunia pada Sabtu (26/8/2017) pukul 03.00 WIB, pada Sabtu pukul 20.05 WIB, adik Shaqilla yakni Khamila, 5, meninggal dunia.

Advertisement

Kabar meninggalnya Khamila dibenarkan Kapolsek Boyolali Kota, AKP Setyo Budiono kepada Solopos.com, Sabtu malam. (baca: Korban Keracunan Obat Kutu Rambut Meninggal Dunia)

Seperti diberitakan Solopos.com sebelumnya empat anggota keluarga asal RT 002/ RW 005 Dukuh Tegal Ombo Kelurahan Kiringan, Boyolali Kota, Boyolali, keracunan diduga setelah memakai obat kutu. Satu anggota keluarga di antaranya telah meninggal dunia, Sabtu (26/8/2017) setelah semalam sebelumnya dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Umi Barokah Boyolali.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Sabtu (26/8/2017), insiden maut itu bermula Jumat (25/8/2017) malam sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu, ibu korban, Akhir Rustiyani, 35, bersama ketiga anaknya, Khamila, 5, Qoulan Shaqilla, 9, Klarissa, 12, mengolesi obat kutu rambut di kepalanya. Obat tersebut dioleskan oleh salah satu tetangganya Miyati.

Advertisement

Tak berselang lama, satu keluarga tersebut merasakan pusing-pusing, mual-mual dan lemas. Lantaran kondisi terus memburuk, sekitar pukul 23.00 WIB, satu keluarga tersebut langsung dilarikan ke sejumlah RS di Boyolali, salah satunya ke RS Umi Barokah, Boyolali.

Keesokan harinya, nyawa salah satu putri keluarga korban yang masih duduk kelas SD tak tertolong. Korban bernama Qoulan Shaqilla, 9, yang masih duduk di bangku kelas III SD swasta di Boyolali. Shaqilla menghembuskan napas terakhirnya, Sabtu (26/8) sekitar pukul 03.00 WIB. Sementara, Klarissa, 12, masih bisa tertolong setelah dirujuk ke RS Pandan Arang Boyolali. Begitu pun ibunya, Akhir Rustiyani juga masih bisa tertolong.

 

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif