News
Rabu, 10 Mei 2023 - 12:55 WIB

Kisah Tragis Aliran Sesat yang Puasa sampai Meninggal Demi Masuk Surga di Kenya

Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas mengevakuasi jenazah pengikut aliran sesat yang puasa sampai meninggal dunia di Hutan Shakahola, Kenya Tenggara, Selasa (9/5/2023).(Istimewa/Twitter Kithure Kindiki)

Solopos.com, NAIROBI — Ratusan jenazah anggota aliran sesat yang menjalani puasa hingga meninggal dunia ditemukan di Hutan Shakahola, Kenya Tenggara terus mengguncang dunia lantaran kisah tragisnya.

Umat aliran sesat itu sengaja tak makan hingga meninggal dunia agar masuk surga sesuai kepercayaan yang dianutnya.

Advertisement

Namun, fakta autopsi post-mortem mengungkap fakta sebaliknya. Dari seratusan jenazah yang ditemukan, tak sedikit yang mendapati bukti-bukti kekerasan berupa dicekik atau dipukul.

Sekretaris Kabinet Dalam Negeri dan Administrasi Nasional Kenya, Kithure Kindiki, dalam akun Twitter resminya menyebut sebanyak 65 orang telah diselamatkan dari semak belukar, termasuk dua orang yang dievakuasi Selasa (9/5/2023) pagi oleh tim keamanan multi-lembaga.

Advertisement

Sekretaris Kabinet Dalam Negeri dan Administrasi Nasional Kenya, Kithure Kindiki, dalam akun Twitter resminya menyebut sebanyak 65 orang telah diselamatkan dari semak belukar, termasuk dua orang yang dievakuasi Selasa (9/5/2023) pagi oleh tim keamanan multi-lembaga.

“Penggalian tahap kedua sedang berlangsung di Hutan Shakahola. Proses penggalian ini dilakukan dengan memperhatikan hukum, medis, dan hak asasi manusia, selain harus dilakukan secara metodis dan hati-hati untuk melindungi martabat dan privasi keluarga dari orang yang meninggal,” tulisnya.

Pemerintah, sambung Kindiki, akan memanfaatkan semua informasi tentang penggalian yang sedang berlangsung.

Advertisement

Sebelumnya, politikus berusia 50 tahun itu menyebut temuan jenazah dan sejumlah orang yang sengaja bersembunyi Hutan Shakahola agar kelaparan tersebut sebagai “pembantaian”.

“Pembantaian Hutan Shakahola yang sedang berlangsung adalah pelanggaran paling jelas atas hak asasi manusia untuk kebebasan beribadah yang diabadikan secara konstitusional,” tulisnya pada April lalu.

Dia menyebut kasus itu sebagai kejahatan skala besar di bawah hukum Kenya serta hukum internasional. “Sementara Negara tetap menghormati kebebasan beragama, hati nurani kita tergerak atas kejadian menghebohkan ini agar mengarah tidak hanya pada hukuman yang paling berat bagi pelaku, mengingat kekejaman mereka terhadap begitu banyak jiwa yang tidak bersalah,” tulisnya lagi.

Advertisement

Pihaknya bakal menyusun aturan beribadah pada setiap gereja, masjid, vihara atau sinagog agar kejadian serupa tidak berulang.

Kindiki mengungkap berdasarkan Pasal 106 (1) Undang-Undang Layanan Polisi Nasional (CAP 11A) dan Pasal 8 (1) Undang-Undang Ketertiban Umum (CAP 56) Hukum Kenya, Sekretaris Kabinet Dalam Negeri dan Administrasi Nasional telah mendeklarasikan Peternakan Chakama di dekat Hutan Shakahola, seluruh tanah lokasi jenazah dtemukan dikenal dengan LR Number 13472.

“Lahan seluas 20.418 hektare yang terletak di Divisi Lango Baya, Sub-Kabupaten Malindi, Kabupaten Kilifi, ditetapkan sebagai AREA BERMASALAH. Deklarasi tersebut di atas dimuat dalam Kenya Gazette Legal Notices Number 52 and 53 of 2023 yang diterbitkan pada Selasa, 25 April 2023,” beber Kindiki.

Advertisement

Pemimpin sekte aliran sesat tersebut dari  Good News International Church, Paul Mackenzie, telah ditahan karena dituduh memerintahkan para pengikutnya untuk membuat anak-anak dan diri mereka kelaparan agar bisa masuk surga sebelum kiamat, yang menurutnya akan datang pada 15 April.

“25 orang sejauh ini telah ditangkap, dan tim investigasi mendekati pelaku tingkat dua dan tiga yang membantu Mackenzie untuk mengeksekusi kekejaman keji itu,” ungkap Kindiki.

Penyelidikan lebih lanjut mengungkap bahwa organ-organ pada jenazah itu telah hilang diambil paksa, selain temuan transaksi uang tunai dalam jumlah besar yang diduga bersumber dari pengikut aliran sesat yang telah menjual barang berharganya sebelum menjalani “puasa” hingga menjemput ajal.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif