News
Kamis, 15 Juni 2017 - 07:00 WIB

Kisah Ribut & Kedekatan Soekarno dengan Arsitek Kesayangan, Friedrich Silaban

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Friedrich Silaban (www.silaban.net)

Soekarno memiliki kedekatan khusus dengan Friedrich Silaban, arsitek kesayangannya yang berada di balik Monas, Istiqlal, & Gedung BI.

Solopos.com, JAKARTA — Arsitek Friedrich Silaban dikenal dekat dengan Presiden Soekarno. Sampai-sampai, Silaban dijuluki arsitek kesayangan Soekarno. Masjid Istiqlal, Monumen Nasional, hingga Gedung Bank Indonesia adalah bukti keakraban mereka.

Advertisement

Layaknya sebuah pertemanan, keduanya pun pernah mengalami ribut-ribut kecil. Poltak Silaban, putra ketiga Friedrich Silaban, mengisahkan suatu hari ayahnya keluar dari Istana Negara dengan wajah sebal. Sehabis itu, Silaban langsung masuk mobil dan langsung menginjak gas kencang sehingga terdengar suara mesinnya terdengar keras.

Sampai di pintu Istana, tiba-tiba mobil Silaban disusul oleh mobil staf kepresidenan. Mereka meminta Silaban untuk balik lagi ke dalam Istana. Poltak menuturkan, perdebatan ayahnya dengan Soekarno saat itu terkait proyek pembangunan Monumen Nasional (Monas).

“Akhirnya kembali lagi ke Istana. Setelah keluar lagi wajahnya [Silaban] sudah terlihat tenang. Tidak tahu apa yang mereka bicarakan,” ujarnya di sela-sela peluncuran buku Frederich Silaban di Menara Sjafruddin Prawiranegara, Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (14/6/2017) malam.

Advertisement

Poltak tak menampik bila ayahnya begitu dekat dengan Soekarno. Tiap kunjungan ke luar negeri, imbuhnya, Soekarno kerap mengajak ayahnya untuk melihat-lihat arsitektur di sejumlah negera seperti Amerika, Eropa, dan Jepang. “Kalau dilihat dari foto mereka [Silaban dan Sukarno] terlihat mereka sangat akrab sudah seperti saudara,” ujarnya.

Saking akrabnya, Poltak mengungkapkan Sukarno memiliki panggilan khusus untuk Silaban. Soekarno, imbuhnya, tidak memanggil dengan nama Silaban. Alasannya, nama tersebut “kurang ajar” karena seperti memanggil “si Amir”, “si Hasan”, dan “si” yang lainnya. “Beliau [Sukarno] panggil Silaban dengan panggilan Sil,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif