News
Selasa, 15 Maret 2016 - 08:20 WIB

KISAH INSPIRATIF : Kehilangan Tangan, Bocah Ini Memiliki Tangan Bionic Rp562 juta

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Alan Giffrod/Daily Mail/Bruce Adams

Kisah inspiratif ini mengenai Alan Gifford dari Swansea, Inggris yang harus kehilangan tangan kanan karena infeksi langka.

Harianjogja.com, INGGRIS-Seorang pelajar berusia 10 tahun yang kehilangan tangannya sejak usia tiga tahun kini dapat menggunakan pisau dan garpu untuk pertamakalinya. “Tangan” baru ini merupakan perkembangan teknologi bionic seharga £30,000 atau Rp562.671.630.

Advertisement

Dilansir dari Dailymail, Minggu (13/3/2016), Alan Giffrod dari Swansea tumbuh tanpa dapat menikmati masa kecilnya seperti teman-temannya. Namun semua berubah saat i-Limb ultra, tangan robot yang tersambung di bagian lengannya membuat dia kini dapat bersenang-senang.

Sebuah infeksi langka yang dialami Alan saat masih kecil membuat tangannya harus diamputasi. Namun keluarga dan teman bersatu mengumpulkan dana untuk masa depan bocah ini.

“Kini dia mampu menulis dengan satu tangan, dia dapat mengendarai sepeda dan dia juga dapat makan menggunakan pisau dan garpu, sesuatu yang sangat diinginkannya. Ucapan terima kasih saya tidak akan pernah cukup membayar kebaikan orang-orang yang membantu kami. Butuh waktu lama dan berat bagi kami sampai di tahapan ini.”

Advertisement

Setelah mendapatkan operasi di Skotlandia, Alan menjadi anak termuda kedua yang menerima teknologi terbaru ini. Keluarganya berharap untuk mendapatkan uang lebih banyak guna mendapatkan tangan bionik kedua di masa depan.

Bocah hebat ini harus menahan rasa sakit sejak kecil. Dia juga pernah mengalami 40 kali operasi karena mengalami gangguan jantung. Kelainan ini yang mengakibatkan tangannya harus dioperasi.

I-Limb dibuat oleh perusahaan Touch Bionics, Amerika Serikat. Tangan ini bekerja sesuai perintah otot, seperti membuka dan menutut tangan layaknya jari-jari normal pada umumnya.

Advertisement

Seorang juru bicara mengatakan kontrol myoelectric memanfaatkan sinyal-sinyal listrik yang dihasilkan oleh otot-otot di bagian anggota tubuh pasien.

“Sinyal ini kemudian diproses elektroda yang ada di permukaan kulit. “

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif