News
Senin, 17 Januari 2022 - 22:01 WIB

Kisah Amangkurat I yang Bermesraan Dengan VOC

Latif Ghufron Aula  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Amangkurat I. (Youtube/AmangkuratI Mataram)

Solopos.com, SOLO — Raja Kesultanan Mataram pertama atau Sri Susuhan Amangkurat Akbar atau yang disingkat Amangkurat I terkenal dengan sejumlah kebijakan yang dianggap kontroversial dan kisahnya yang dikenal kejam.

Amangkurat I berkuasa dari tahun 1646 hingga 1677. Ia memiliki nama asli Raden Mas Sayidin. Putra dari Sultan Akbar dan Ratu Wetan atau Tumenggung Upasanta itu pernah menjabat Adipati Anom dengan gelar Pengaran Arya Prabu Adi Mataram.

Advertisement

Amangkurat I memiliki kisah seperti raja-raja Maratam lainnya, yakni memiliki dua permaisuri yakni putri Pangeran Pekik dan putri keluarga Kajoran.

Putri Pangeran Pekik yang menjadi Ratu Kulon dikaruniai anak bernama Raden Mas Rahmat yang kelak menjadi Amangkurat II. Sementara putri keluarga Kajoran yang menjadi Ratu Wetan melahirkan putra bernama Raden Mas Drajat yang kemudin menjadi Pakubuwono I.

Advertisement

Putri Pangeran Pekik yang menjadi Ratu Kulon dikaruniai anak bernama Raden Mas Rahmat yang kelak menjadi Amangkurat II. Sementara putri keluarga Kajoran yang menjadi Ratu Wetan melahirkan putra bernama Raden Mas Drajat yang kemudin menjadi Pakubuwono I.

Baca Juga: Sosok Prabu Siliwangi, Raja yang Bawa Sunda Galuh ke Masa Kejayaan

Dikutip dari laman STIKI Malang, Minggu (16/1/2022), Amangkurat I yang dikenal dengan aksinya yang keji itu mendapatkan wilayah kekuasaan yang luas dari ayahnya Sultan Akbar. Dalam memimpin, ia menerapkan sentralisasi atau sistem pemerintahan terpusat.

Advertisement

Amangkurat I membuat perjanjian tentang perizinan membuka pos-pos perdagangan di wilayah Mataram begitu pun sebaliknya, pihak Mataram diperbolehkan berdagang di wilayah yang didiami VOC pada 1646. Kedua pihak juga menyepakati untuk saling membebaskan tawanan. Namun, kisah hubungan Amangkurat I dan VOC retak setelah kongsi dagang Belanda itu merebut Palembang pada 1659.

Baca Juga: Kisah Brawijaya V Bersuci di Lereng Gunung Lawu Sebelum Mendaki

Singkirkan Tokoh Senior

Raja Mataram pertama itu juga dikenal zalim karena menyingkirkan tokoh-tokoh senior yang tak sejalan dengannya pandangan politiknya. Seperti Tumenggung Wiraguna dan Tumenggung Danupaya dibunuh saat perjalanan merebut Blambangan pada 1647.

Advertisement

Kerabat muda Amangkurat I, Raden Mas Alit atau Pangeran Danupoyo yang menentang pembunuhan tokoh-tokoh senior juga juga terbunuh saat melakukan pemeberontakan pemerintahan Mataram.

Pemberontakan yang juga dilatarbelakangi perpindahan Ibu Kota Mataram ke Plered itu juga mendapatkan perlawanan dari para ulama yang mendukung Raja Mataram. Namun setelah kematian Raden Mas Alit, Amangkurat I yang memiliki banyak kisah itu justru berbalik menyerang para ulama.

Baca Juga: Ini Wujud Sendang di Pertapaan Bancolono yang Dipakai Brawijaya V Mandi

Advertisement

Penyerangan itu juga merembet kepada keluarga para ulama. Dai dan keluarganya yang berjumlah 5.000 orang dikumpulkan di alun-alun untuk dibantai.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif