News
Minggu, 25 Oktober 2015 - 17:50 WIB

KINERJA TPID : TPID Rencanakan MoU Antardaerah di Soloraya

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi laju inflasi (JIBI/Solopos/Dok.)

Kinerja TPID berencana melakukan kerja sama antardaerah di Soloraya.

Solopos.com, SOLO—Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Solo berencana menggandeng pemerintah daerah (pemda) dengan melakukan penandatanganan kerja sama pemerataan pasokan pangan di Soloraya.

Advertisement

Wakil Ketua TPID Solo, Bandoe Widiarto, mengatakan selama ini kerja sama mengenai pemerataan pasokan bahan makanan dari daerah surplus ke daerah minus di Soloraya sudah dilakukan. Namun diakuinya hal tersebut belum efektif sehingga memorandum of understanding (MoU) dinilai perlu dilakukan.

“MoU ini penting supaya ada kepastian mengenai ketersediaan pasokan di daerah minim sehingga inflasi bisa ditekan, jadi ada kerja sama secara G to G [government to government],” ungkap Bandoe saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (23/10/2015).

Sulitnya realisasi kerja sama pemerataan pasokan bahan pangan ini karena beberapa diantaranya ada yang menggunakan sistem ijon sehingga setelah panen langsung dibawa pergi ke luar daerah oleh tengkulak. Dia mengungkapkan berdasarkan High Level Meeting (HLM) TPID Soloraya yang diadakan di Hotel Aston pada Kamis (22/10), disepakati masing-masing TPID akan rutin mengadakan pertemuan dengan pedagang.

Advertisement

Pedagang yang dirangkul tidak hanya pedagang besar dan distributor tapi juga pengecer.
Selain itu, disepakati pula akan ada rilis inflasi setiap bulannya di masing-masing kabupaten/kota. Hal ini untuk memberi informasi kepada masyarakat mengenai fluktuasi harga yang terjadi.

Acara yang dihadiri oleh Plh (Pelaksana Harian) Sekda Jateng, Djoko Sutrisno, juga mengevaluasi kinerja TPID yang dinilai sudah menjalankan fungsinya selama ini, yakni menjaga ketersediaan pasokan, menjaga distribusi, ekspektasi, dan mengkomunikasikan kebijakan ke masyarakat.

“Penandatanganan MoU ini diharapkan bisa dilakukan secepatnya untuk menjaga inflasi tetap terjaga. Di Soloraya, tercatat Sragen memiliki inflasi paling tinggi, yakni lebih dari 6% yoy [year on year],” ujarnya.

Advertisement

Sementara itu, TPID Solo berupaya untuk mengantisipasi dampak badai El Nino supaya inflasi mampu sesuai dengan target pemerintah, yakni 4% plus minus satu.

Kegiatan yang akan dilakukan diantaranya bertemu dengan produsen dan pedagang besar di Soloraya untuk memetakan ketersediaan pasokan. Apabila diperlukan, Pemerintah Kota (Pemkot) juga siap mengadakan operasi pasar dan pasar murah ketika kenaikan harga dinilai tidak wajar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif