News
Jumat, 13 November 2020 - 07:00 WIB

Ketat dan Ribet, Masyarakat Disarankan Tidak Umrah Selama Pandemi Covid-19

Farida Trisnaningtyas  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jemaah umrah di Masjidil Haram. (Bisnis-Reuters-Amr Abdallah Dalsh)

Solopos.com, SOLO -- Sejumlah asosiasi biro perjalanan umrah menyarankan masyarakat untuk tidak tergesa-gesa melakukan ibadah umrah ke Tanah Suci Makkah, Arab Saudi, dalam masa pandemi Covid-19.

Hal ini mengingat berbagai aturan dan batasan yang harus dilakoni jemaah demi melaksanakan umrah di tengah pandemi. Sekretaris Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah RI (Amphuri), Retno Anugerah Andriyani, mengatakan Pemerintah Arab Saudi menerapkan banyak aturan yang cukup ketat termasuk pembatasan ibadah di Masjidil Haram.

Advertisement

“Sangat bisa dipahami, di satu sisi pemerintah Saudi ingin agar ibadah umrah kembali dibuka dan jemaah bisa menikmati beribadah di Haramain. Tetapi pada sisi lain pemerintah Saudi juga bertanggung jawab penuh atas keselamatan, kesehatan, dan keamanan kawasan Masjidil Haram dari penyebaran Covid-19,” katanya kepada Solopos.com, Kamis (12/11/2020).

Enggak Nyangka, Rumah Tua Di Widuran Ini Pernah Ditinggali Permaisuri Raja Solo dan Lahirkan Banyak Seniman Top

Advertisement

Enggak Nyangka, Rumah Tua Di Widuran Ini Pernah Ditinggali Permaisuri Raja Solo dan Lahirkan Banyak Seniman Top

Andriyani menjelaskan protokol kesehatan yang wajib dipatuhi jemaah umrah saat pandemi Covid-19 terbilang ketat. Selain itu, tes PCR (tes usap) bisa dilakukan berkali-kali sesuai instruksi pemerintah Arab Saudi.

Regulasi ketat tersebut berlaku bagi jemaah sebelum berangkat, saat di bandara, ketika di dalam pesawat hingga sampai di sana. Apabila ada salah satu rombongan hasil tes PCR positif/reaktif, pemerintah Arab Saudi tidak memberikan toleransi sedikit pun kepada jamaah untuk melakukan ibadah di Masjidil Haram.

Advertisement

Ketua DPC PDIP Wonogiri Joko Sutopo Tegaskan Tak Ada Deal Politik Terkait Penunjukan Sriyono Sebagai Ketua DPRD

Ia menggarisbawahi semua rangkaian perjalanan dan pelaksanaan ibadah umrah selama pandemi Covid-19 sepenuhnya dikendalikan dan diawasi dengan ketat oleh pihak pemerintah Arab Saudi.

Itinerary yang sudah rombongan siapkan hampir semuanya meleset karena kebijakan waktu beribadah dan prosesi umrah seluruhnya diatur oleh pemerintah Arab Saudi. Biaya beberapa komponen juga mengikuti regulasi baru, termasuk hotel yang harus bintang 5 dan sekamar dua orang.

Advertisement

Biaya bus maksimal 20 orang. Selain itu, waktu yang dibutuhkan lebih lama karena ada masa karantina yang harus dijalani. Jemaah juga tidak bisa beribadah atau datang ke Masjidil Haram kapan saja, hanya pada waktu-waktu yang telah dijadwalkan.

Kecelakaan Motor Adu Banteng, Sopir Dinas Bagian Umum Setda Sragen Meninggal 

“Maka kami belum merekomendasikan jemaah untuk melakukan ibadah umrah saat masa pandemi Covid-19 sekarang ini. Kami hanya mengkhawatirkan kenyamanan jemaah, jangan sampai ibadah yang telah direncanakan menjadi kurang maksimal dan penuh rasa kecewa karena banyak pembatasan,” papar Direktur Utama Biro Perjalanan Umrah dan Haji Hajar Aswad ini.

Advertisement

Tunggu Evaluasi

Meskipun begitu, Andriyani bersyukur Haramain kembali dibuka. Ia menyarankan calon jemaah lebih bersabar menunggu evaluasi dari pembukaan umrah tersebut.

Sementara itu, Ketua Perpuhi Solo, Her Suprabu, juga mengimbau masyarakat untuk menunda pelaksanaan umrah lantaran aturan yang tidak pasti. Juga karena banyaknya batasan-batasan selama masa pandemi. Selain itu, mereka juga berisiko terpapar Covid-19 selama perjalanan.

Meroket! Positif Covid-19 Sragen Naik 53 Kasus, Kematian Juga Bertambah

Menurutnya, rombongan dari Indonesia yang sudah berangkat umrah saat masa pandemi Covid-19 ini ada tiga kali pemberangkatan. Kalau dihitung, mereka harus menjalani tes usap empat kali.

Nantinya pun setelah mereka pulang ke Tanah Air, mereka harus kembali menjalani tes usap dan karantina. “Sementara kami biro tidak buka umrahnya dulu. Selain itu, layanan visa Kedubes Arab Saudi juga tutup dalam dua hari terakhir,” katanya.

Her menjelaskan sebenarnya ia dan empat rekannya dari Perpuhi Solo hendak berangkat umrah pada Minggu (15/11/2020). Namun demikian, hingga Kamis ini visa belum keluar. “Kami sudah menduga banyak kendala. Kami rencana menjadi rombongan yang keempat. Maka dari itu, kami sarankan untuk tidak berangkat terlebih dahulu,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif