News
Sabtu, 19 April 2014 - 23:54 WIB

KERUSUHAN PALU : Buol Mencekam, Sejumlah Kendaraan Dirusak dan Dibakar

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, PALU-– Sejumlah kendaraan pribadi milik polisi dan warga di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah dirusak lalu dibakar, Sabtu malam.

Hingga pukul 23.30 WITA setidaknya terdapat dua motor dibakar dan tiga unit mobil dirusak oleh kedua belah pihak.

Advertisement

“Kendaraan roda dua milik polisi sebanyak dua unit dibakar, sementara tiga mobil jenis kijang milik warga juga dirusak polisi,” kata Camat Biau Arfan Korompot saat dihubungi dari Palu, Sabtu malam, terkait situasi terkini di Buol.

Arfan Korompot mengatakan saat ini kedua belah pihak sudah saling merusak kendaraan, sehingga situasi di Biau, ibu kota Kabupaten Buol masih mencekam.

Advertisement

Arfan Korompot mengatakan saat ini kedua belah pihak sudah saling merusak kendaraan, sehingga situasi di Biau, ibu kota Kabupaten Buol masih mencekam.

“Karena warga masih bertahan di beberapa tempat dan polisi juga masih berjaga-jaga,” kata Arfan.

Dia mengatakan pemerintah, tokoh masyarakat dan aparat kepolisian sudah saling berkoordinasi untuk menghindari terjadinya korban kedua belah pihak.

Advertisement

Arfan mengatakan Bupati Buol Amiruddin Rauf sudah memberikan imbauan dan peringatan kepada warga agar menahan diri melalui pengeras suara di rumah ibadah.

“Pak bupati langsung mengumumkan di masjid-masjid,” katanya.

Arfan juga mengatakan serentetan peristiwa terjadi di Buol, Sabtu, berawal dari pengamanan pertandingan sepak bola Divisi I.

Advertisement

Karena terjadi kekacauan usai pertandingan, maka polisi kemudian berusaha mengamankan situasi lalu mengeluarkan tembakan sehingga menimbulkan kepanikan.

Dalam peristiwa itu seorang anak diduga kepalanya terbentur sehingga terluka.

Selain itu terdapat seorang korban lainnya yang diduga terkena tembakan peluru karet.

Advertisement

“Warga Buol ini masih trauma dengan peristiwa 2010, sehingga apa pun jenis pelurunya warga tidak menerima itu karena masalah dulu belum tuntas kasusnya,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif