News
Kamis, 6 Januari 2022 - 15:51 WIB

Kerusuhan Kazakhstan Berlanjut, PBB Minta Semua Pihak Menahan Diri

Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bendera Kazakhstan. (Wikimedia.org)

Solopos.com, ALMATY – Sejumlah kendaraan lapis baja pengangkut personel dan puluhan pasukan pada Kamis (6/1/2022) pagi bergerak memasuki alun-alun utama di kota terbesar Kazakhstan, Almaty, tempat ratusan massa menggelar aksi hari ketiga untuk memprotes pemerintah.

Seperti dilansir Antaranews, wartawan Reuters menyebutkan suara tembakan terdengar saat pasukan mendekati massa. Stasiun TV pemerintah pada Kamis melaporkan Bank Nasional Kazakhstan memutuskan untuk menangguhkan seluruh lembaga keuangan. Sebagian besar jaringan Internet di negara itu juga mati.

Advertisement

Di sekitar Kazakhstan, aksi protes yang awalnya dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar itu menewaskan delapan polisi dan tentara garda nasional pada Selasa (4/1/2022) dan Rabu (5/1/2022).

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengatakan pada Rabu bahwa dia telah meminta blok keamanan yang dipimpin Rusia untuk membantu negaranya mengatasi masalah yang disebutnya sebagai “ancaman teroris”.

Advertisement

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengatakan pada Rabu bahwa dia telah meminta blok keamanan yang dipimpin Rusia untuk membantu negaranya mengatasi masalah yang disebutnya sebagai “ancaman teroris”.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: 6 Januari 1858 Samuel Morse Temukan Kode Morse

Tokayev berpidato kali kedua dalam siaran televisi hanya beberapa jam setelah negara republik di Asia Tengah itu menghadapi kerusuhan terburuk dalam lebih dari 10 dekade yang awalnya dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar.

Advertisement

“Ini sungguh bukan lagi ancaman, ini adalah perusakan integritas negara dan yang paling penting adalah serangan terhadap warga negara kita yang meminta saya untuk membantu mereka segera,” kata Tokayev.

“Almaty diserang, dihancurkan, dirusak, penduduk Almaty menjadi korban penyerangan oleh teroris, penjahat, oleh karena itu, kewajiban kita adalah mengambil tindakan yang mungkin untuk melindungi negara kita,” imbuhnya.

Baca Juga: Pengadilan China Tolak Gugatan Cerai Berdalih Perselingkuhan

Advertisement

Tokayev mengatakan dia telah meminta Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) –aliansi militer yang beranggotakan Rusia, Belarus, Armenia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan. Dia tidak mengatakan tanggapan apa yang telah dia terima dari CSTO.

Sementara, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencermati kerusuhan di Kazakhstan dengan rasa khawatir dan meminta semua pihak untuk menahan diri, kata juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric pada Rabu.

“Tentu saja kami mengikutinya dengan rasa cemas dan memantau situasi di Kazakhstan. Saya rasa sangat penting bagi semua pihak yang terlibat dalam peristiwa saat ini untuk menahan diri, menahan diri dari kekerasan dan mengusulkan dialog dalam menyelesaikan semua isu yang terkait,” kata Dujarric.

Advertisement

Jubir itu mengatakan bahwa PBB mempunyai satu kantor negara dan perwakilan lainnya di Kazakhstan. Tidak ada ancaman keamanan terhadap staf PBB di negara tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif