News
Senin, 16 Desember 2013 - 19:27 WIB

KERJA SAMA PERTAHANAN : China Tawarkan Kemitraan Militer dan Pendidikan

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menhan China Jenderal Chang Wanquan keluar ruangan usai pertemuan dengan Menhan Purnomo Yusgiantoro di gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2013). Kunjungan Menhan China itu dalam rangka kerjasama bilateral bidang pertahanan. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Menhan China Jenderal Chang Wanquan keluar ruangan usai pertemuan dengan Menhan Purnomo Yusgiantoro di gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2013). Kunjungan Menhan China itu dalam rangka kerjasama bilateral bidang pertahanan. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Solopos.com, JAKARTA – Delegasi Kementerian Pertahanan Republik Rakyat China (RRC) menyambangi Indonesia untuk menawarkan kerjasama militer darat, laut, dan udara, serta kerjasama kependidikan.
Advertisement

Delegasi itu dipimpin langsung oleh Menteri Pertahanan Nasional China, Jenderal Chang Wanquan yang diterima oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Kompleks Kementerian Pertahanan di Jakarta, Senin (16/12/2013). Kedua delegasi melakukan pembicaraan tertutup selama tiga jam untuk membahas berbagai persoalan termasuk peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara.

“Mereka ingin mengajak kita untuk mengokohkan kerjasama pertahanan. Di antarnya yang konkrit yaitu kerjasama militer darat, laut, dan udara,” katanya. Di darat, ujarnya, ada latihan bersama antara komando pasukan khusus China
dengan Kopassus Indonesia. Latihan bersama tersebut akan dilakukan secara rutin.

Di bidang pertahanan laut, lanjutnya, kedua negara juga akan melakukanlatihan bersama di kawasan Laut China Selatan. Latihan bersama tersebut akan dilakukan di kawasan Laut China Selatan yang menjadi wilayah Indonesia. “Kami tidak akan masuk ke wilayah internasional. Mereka [China] mendukung sekali dan akan ikut serta dalam latihan komando tersebut,” ujarnya.

Advertisement

Untuk angkatan udara, kerjasama yang ditawarkan oleh China adalah penggunaan simulator pesawat tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30 oleh pilot TNI AU secara gratis. Purnomo mengakui menyambut positif tawaran kerjasama tersebut mengingat
China memiliki kelengkapan alat simulator tersebut. Di sisi lain, lanjutnya, tawaran kerjasama penggunaan simulator juga dapat menekan biaya. “Perlu diketahui kalau latihan dalam bentuk terbang langsung, biayanya cukup tinggi. Kalau menggunakan simulator, kita bisa menghemat biaya,” katanya. Saat ini, ujarnya, Indonesia sebetulnya sedang menyiapkan simulator. Hanya saja, lanjutnya, tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa. “Yang memroduksi simulator itu banyak. Kami sedang meneliti mana yang cocok untuk pesawat Sukhoi Su-27 dan Su-30,” katanya.

Selanjutnya, Indonesia dan China juga sepakat untuk melakukan pertukaran perwira siswa guna mendorong hubungan people to people antara kedua negara. “Kami juga membicarakan kemungkinan Tiongkok untuk menyumbangkan laboratorium bahasa Mandarin untuk para perwira,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif