News
Rabu, 24 April 2013 - 21:47 WIB

KERACUNAN SUKOHARJO : BPOM Terjunkan Tim ke Sukoharjo

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SEMARANG — Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Semarang, menerjunkan tim untuk menyelidikan kasus keracunan makanan warga di Sukoharjo.

Kepala BPOM Semarang Dra Zulaimah Msi Apt, tim telah melakukan penyelidikan di lapangan untuk mengetahui faktor penyebab keracunan tersebut.

Advertisement

”Saya belum mendapatkan laporan dari tim di Sukoharjo,” katanya kepada Solopos.com di Semarang, Rabu (24/4/2013).

Seperti diberitakan, sebanyak 49 warga dari sejumlah desa di Tawangsari, Sukoharjo keracunan makanan seusai menyantap hidangan pesta ulang tahun ke-5, putri dari pasangan Suparman, 38 dan Nurningsih, 34, Jumat (19/4/2013).

Meski belum mendapatkan laporan, menurut Zulaimah berdasarkan kasus-kasus keracunan makanan selama ini penyebabnya karena buruknya sanitasi makanan. Karena sanitasi makanan buruk sehingga menyebabkan masuknya bakteri patogen yakni bacillius cereus, sehingga menyebabkan mual dan muntah.

Advertisement

”Orang yang kondisinya lemah bisa mengalami gejala keracunan, mual dan muntah, tapi tidak berbahaya. Cukup diberikan pengobatan oralit untuk mencegah dehidrasi, karena kalau cairan di tubuh sudah ke luar akan sembuh,” bebernya.

Berdasarkan data BPOM Semarang, kasus keracunan makanan di Jateng pada 2012 tercatat sebanyak 14 kasus tersebar di 10 kabupaten/kota. Sedang pada 2011 tercatat sebanyak 14 kasus keracunan makanan yang tersebar di sembilan kabupaten/kota.

Lebih lanjut, Zulaimah menyatakan, kasus keracunan makanan selama ini belum ada yang dibawa ke ranah hukum. Sebab, ujar dia, kebanyakan kasus itu bukan dilakukan oleh industri makanan besar dengan menggunakan bahan terlarang seperi boraks dan formalin, tapi industri perumahaan, sehingga hanya dilakukan pembinaan.

Advertisement

”Kami memberikan pembinaan supaya mereka menjaga kebersihan bahan baku makanan, tempat penyimpanan makanan,” tandasnya.

Supaya kasus keracunan makanan tidak terulang lagi, kata Zulaiman diperkukan kesadaran dari pemilik industri makanan rumahan agar senantiasi menjaga kebersihan lingkungan. Mulai dari tempat, bahan baku makanan, peralatan yang digunakan, dan air harus benar-benar bersih supaya bakteri tidak masuk dalam makanan.

”Tanpa adanya kesadaran yang tinggi dari pengelola dan masyarakat menjaga kebersihan, maka kasus keracunan makanan akan terjadi,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif