News
Senin, 1 Desember 2014 - 19:20 WIB

Kenaikan Harga BBM Picu Kenaikan Inflasi di Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Harianjogja.com, JOGJA- Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat kenaikan inflasi cukup besar pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 18 November lalu. 

BPS mencatat inflasi selama November 2014 di Jogja sebesar 1,13% atau naik 0,85% dibandingkan inflasi Oktober 2014 sebesar 0,28%.

Advertisement

Kepala BPS DIY Bambang Kristianto menjelaskan, kenaikan harga BBM bersubsidi pertengahan November lalu sebesar Rp2.000 per liter mendorong peningkatan angka inflasi akibat seluruh kelompok pengeluaran mengalami kenaikan. Hanya saja, besaran inflasi di Kota Jogja dinilai masih di bawah rata-rata nasional yang menembus 1,5%.

Kenaikan tertinggi, katanya, terdapat pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 3,40%. Diikuti kelompok perumahan, air listrik, gas dan bahan bakar yang naik 1,17%, dan bahan makanan naik 0,83%.

“Kenaikan harga BBM berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap inflasi. Secara otomatis, kondisi tersebut menambah biaya distribusi barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Akibatnya, ada kenaikan harga di level konsumen,” kata Bambang saat jumpa pers di kantor BPS DIY, Senin (1/12/2014).

Advertisement

Bambang mengakui, separuh lebih kenaikan inflasi pada bulan November lalu disumbang oleh kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik (TDL).

Kenaikan harga dan tarif kedua komponen tersebut berimbas pada ke sektor lain seperti jasa, angkutan, perikanan dan sebagainya. “Berbagai komoditas menunjukkan kenaikan harga dan memengaruhi inflasi,” ujar Bambang.

Komoditas yang paling mempengaruhi terjadinya inflasi di antaranya adalah bensin, tarif listrik, cabai merah, angkutan antar kota dan cabai rawit. Bensin mengalami kenaikan 12,34% memberikan andil sebesar 0,47%.

Advertisement

Sementara, cabai rawit yang harganya terus meroket mengalami kenaikan sebesar 34,62% dan memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,09%.

“Selain itu biaya administrasi ATM yang baru ini juga ada perubahan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,02 persen,” terang Bambang.

Adapun angkutan antar kota naik naik sebesar 34,62% dan memberi andil inflasi sebesar 0,07%. Peningkatan biaya administrasi ATM, disebutkan Bambang, juga memberi andil pada inflasi sebesar 0,02%. Selain itu, harga beberapa komoditas lain juga mengalami kenaikan seperti beras, teh manis, sate, pasir, labu siam, sawi hijau, solar, biaya administrasi transfer uang dan lainnya.

“Komoditas yang menghambat laju inflasi diantaranya angkutan udara, kelapa, emas perhiasan, daging sapi dan wortel. Angkutan udara mengalami penuruan 2,49 persen dengan andil sebsar -0,04 persen. Sementara emas perhiasan turun 6,26 persen dengan andil -0 ,02 persen. Laju inflasi pada kalender 2014 sebesar 4,74 persen. Untuk laju inflasi year on year sebesar 5,03 persen,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif