News
Selasa, 13 Maret 2012 - 21:06 WIB

KENAIKAN HARGA BBM: Ikut Kena Dampak, Industri Knalpot Purbalingga Terancam Bangkrut

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - IKUT KENA DAMPAK -- Sejumlah contoh knalpot produksi industri rakyat di Purbalingga, Jawa Tengah, Kalangan pengrajin knalpot mengaku resah dengan rencana kenaikan harga BBM karena dikhawatirkan ikut mempengaruhi harga bahan baku. (pikiran-rakyat.com)

IKUT KENA DAMPAK -- Sejumlah contoh knalpot produksi industri rakyat di Purbalingga, Jawa Tengah, Kalangan pengrajin knalpot mengaku resah dengan rencana kenaikan harga BBM karena dikhawatirkan ikut mempengaruhi harga bahan baku. (pikiran-rakyat.com)

PURBALINGGA – Rencana kenaikan harga BBM membuat kalangan pengrajin knalpot di Purbalingga, Jawa Tengah, iktu khawatir. Menurut seorang pengusaha knalpot, Muhajirin, industri knalpot di Purbalingga, bisa terancam bangkrut jika pemerintah merealisasikan rencana penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada bulan April.
Advertisement

“Jika pemerintah menaikkan harga BBM sebesar 30 persen akan mengakibatkan matinya usaha knalpot yang merupakan industri rumahan andalan Purbalingga,” kata Muhajirin, Selasa (13/3/2012). Menurut dia, kenaikan harga BBM dapat memicu kenaikan harga bahan baku pembuatan knalpot berupa drum bekas dan baja stainless.

“Saat ini harga drum bekas dan stainless memang belum naik,” kata dia menjelaskan. Ia mencontohkan harga baja stainless saat ini sebesar Rp25.000 per kilogram. Akan tetapi jika harga BBM mengalami kenaikan, kata dia, harga baja stainless diperkirakan akan naik sebesar 20 persen atau menjadi Rp30.000 per kilogram.

Selain itu, kata dia, kenaikan harga BBM dapat menaikkan biaya transportasi baik pengangkutan bahan baku maupun pengiriman produk knalpot. “Ini juga akan memengaruhi biaya makan karyawan,” kata dia yang telah menggeluti industri knalpot sejak tahun 1980-an. Ia mengaku sulit menaikkan harga jual knalpot setiap kali terjadi kenaikan harga BBM karena sebagian besar bengkel enggan menaikkan harga knalpot lantaran komponen automotif lainnya mengalami kenaikan harga.

Advertisement

Menurut dia, kondisi ini dapat mematikan industri knalpot di Purbalingga. “Dulu, di Purbalingga ada 100 pengusaha knalpot dengan karyawan mencapai 6.000 orang. Namun saat ini hanya sekitar 60 pengusaha dengan 4.000-an karyawan,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif