News
Selasa, 25 Juni 2013 - 20:07 WIB

KENAIKAN HARGA BBM Belum Pengaruhi Usaha Angkutan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

SOLO—Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) belum memengaruhi usaha angkutan umum seperti bus. Hal tersebut lantaran kenaikan BBM bertepatan dengan liburan sekolah.

Advertisement

Pengelola Perusahaan Otobus (PO) Mulyo Indah, Djonisoen, mengakui biaya operasional bus saat ini naik tinggi. Bahkan selisih kebutuhan BBM mencapai Rp400.000 per hari. Selain itu, harga suku cadang pun naik cukup tinggi. “Namun karena musim libur jadi armada kami selalu penuh. Jadi kenaikan harga BBM ini belum terasa,” ungkap laki-laki yang akrab disapa Djoni kepada solopos.com di kantor PO Mulyo Indah, Selasa (25/6/2013).

Dia memprediksi dampak kenaikan BBM baru benar-benar terasa setelah Lebaran. Pasalnya saat ini bertepatan dengan liburan dan sebentar lagi Lebaran. Djoni menuturkan saat ini pihaknya hanya mengoperasikan armada sesuai kebutuhan.
Menurut dia, dari 40 unit  hanya sekitar 30% yang beroperasi atau sekitar 12 unit. Pengoperasian armada sesuai kebutuhan pasar ini sudah dilakukan sejak 2001 silam.

Dia mengatakan hal tersebut terpaksa dilakukan karena kalau tidak membatasi jumlah armada maka pihaknya akan rugi. Hal itu lantaran pengeluaran lebih besar dari pada pendapatan. Bahkan Djoni mengatakan setiap tahun, penumpang bus selalu turun karena banyak yang berpindah ke kendaraan pribadi.

Advertisement

“Kalau hari biasanya kami biasanya hanya mengoperasikan empat unit dengan kapasitas penumpang hanya 50%-60% menuju Jakarta. Namun pada liburan ini, dalam sehari maksimal ada delapan bus yang beroperasi dan semuanya penuh,” kata dia.

Selain melayani penumpang jurusan Solo-Jakarta, PO ini juga melayani jurusan Solo-Semarang. Mengenai tarif tiket, Djoni menuturkan pihaknya menaikkan tarif bersamaan dengan kenaikan harga BBM. Djoni mengatakan bus jurusan Solo-Jakarta kelas eksekutif naik Rp20.000 per penumpang, dari Rp180.000 menjadi Rp200.000 sedangkan bus kelas ekonomi naik Rp15.000 per penumpang, yakni dari Rp125.000 menjadi Rp140.000. Untuk bus jurusan Solo-Semarang naik Rp5.000 menjadi Rp20.000 per penumpang.

Djoni mengaku kenaikan tersebut menyesuaikan pasar, karena kebanyakan tarif transportasi naik pada Sabtu (22/6). Walau belum keluar tarif resmi dari pemerintah, Djoni menuturkan pihaknya tidak menyalahi aturan. “Kenaikan tarif berdasarkan aturan lama. Asalkan tidak melebihi batas atas,” terangnya.

Advertisement

Menurut dia, tarif batas atas untuk bus antar kota dalam provinsi (AKDP) senilai Rp25.000 sedangkan batas angkutan antar kota antar provinsi (AKAP) senilai Rp300.000. Sementara itu, hingga Selasa belum ada kepastian kenaikan tarif taksi. Manager Koperasi Sopir Transportasi (Kosti) Solo, Peni Yunita Kardila Sari, mengatakan kenaikan tarif taksi harus dirundingkan terlebih dahulu dengan instansi terkait.

Peni menuturkan akibat kenaikan harga BBM dan sparepart menyebabkan biaya perawatan, perbaikan dan operasional taksi naik sekitar 30%. Walau begitu, Peni menuturkan pihaknya tetap mengoperasikan semua armada taksi yang berjumlah 195.

“Tarif tetap sesuai argometer dan kami tidak mengimbau untuk ada pungutan liar [menaikkan tarif taksi sepihak dari sopir]. Jadi pendapatan sopir [taksi] memang berkurang tapi kami sudah memberi pengertian kepada mereka [sopir taksi] mengenai kondisi tersebut,” kata Peni.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif