News
Jumat, 23 Maret 2012 - 08:40 WIB

KENAIKAN BBM: PDIP Jatim Galang Massa Untuk Aksi Penolakan 27 Maret

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Megawati Soekarnoputri (Foto Antara)

Megawati Soekarnoputri (Foto Antara)

SURABAYA-Penolakan kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terus berlanjut. Bahkan jajaran DPD PDIP Jawa Timur yang dimotori DPD Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Jawa Timur tengah menggalang massa untuk mengggelar aksi besar-besaran menolak kenaikan harga BBM pada 27 Maret 2012.

Advertisement

“Karena itu, sejak Kamis (22/3) lalu, kami melakukan aksi bagi-bagi selebaran di beberapa titik jalan di Kota Surabaya, di antaranya Jalan Kendangsari Industri, Panjangjiwo, jembatan BAT, dan Jalan Dr Soetomo,” kata koordinator aksi Repdem Jatim, Aven Januar, di Surabaya, Jumat (23/3/2012).

Ia mengatakan, aksi bagi-bagi selebaran itu dimaksudkan untuk mengajak masyarakat guna menolak kenaikan harga BBM secara bersama-sama di Balai Kota Surabaya yang akan diikuti Wakil Wali Kota Bambang DH pada 27 Maret mendatang.

“Itu penting karena dampak terberat naiknya harga BBM bakal dirasakan masyarakat Surabaya dengan melambungnya harga barang, lesunya dunia usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM),” katanya.

Advertisement

Saat ini saja, ungkap dia, harga minyak goreng curah sudah mulai bergerak naik, belum lagi kebutuhan yang lain.

“Sektor UMKM yang menyumbangkan 80 persen tenaga kerja produktif di perkotaan juga akan terkena dampak, karena itu mereka akan melakukan penghematan besar-besaran, sehingga warga kota akan terancam pemutusan hubungan kerja (PHK),” katanya.

Hal serupa juga akan terjadi pada usaha ataupun industri besar. “Pengangguran terbuka dipastikan bertambah banyak,” ujar Ketua Departemen Pemuda DPD PDI Perjuangan Jatim tersebut.

Advertisement

Sementara itu, aktivis mahasiswa dari KM ITS Surabaya meluncurkan Posko “BBM Untuk Rakyat” di kantin pusat ITS. “Posko akan menerima pengaduan masyarakat yang menjadi korban kenaikan harga BBM dan akan kami teruskan ke DPRD Jatim untuk bukti penolakan masyarakat,” kata koordinator posko, Arif.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif