News
Rabu, 6 Februari 2013 - 23:08 WIB

Kena LTV, KPR di Soloraya Tetap Tumbuh 25,54%

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembangunan perumahan (JIBI/Bisnis/Endang Muchtar)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis/Endang Muchtar)

SOLO — Permintaan rumah di atas tipe 70 tetap moncer sepanjang 2012, kendati kredit pemilikan rumah (KPR) tipe tersebut terkena aturan loan to value (LTV) 30% dari Bank Indonesia (BI).

Advertisement

Bahkan di Soloraya, pertumbuhan KPR di atas tipe 70 jauh lebih tinggi dibanding KPR di bawah tipe 70 maupun rumah-rumah subsidi. Dari data KPR yang dirilis BI Solo, KPR untuk tempat tinggal di atas tipe 70 tumbuh hingga 38,10% sepanjang tahun 2012. Nilainya meningkat dari Rp693,25 miliar per Desember 2011 menjadi Rp1,12 triliun per Desember 2012. Sementara, KPR tempat tinggal tipe 22 sampai dengan tipe 70 hanya tumbuh sekitar 15,70%. Nilainya naik dari Rp935,27 miliar per Desember 2011 menjadi Rp1,11 triliun per Desember 2012.

Sementara itu, pertumbuhan KPR bank umum sepanjang tahun 2012 mencapai angka 25,54%, dari nilai Rp2,6 triliun menjadi Rp3,3 triliun diakhir tahun 2012. KPR ini cukup mendominasi hingga 32,62% dari total kredit konsumsi bank umum yang mencapai Rp10,17 triliun.

Menurut Ketua Real Estate Indonesia (REI) Soloraya, Yulianto W Kusumo, pada dasarnya permintaan rumah untuk semua segmen sama-sama meningkat. Kecuali, tegas dia, rumah bersubsidi.

Advertisement

Dari pameran REI Expo 2013 yang saat ini sedang digelar di Solo Square, semua segmen perumahan mendapat respons yang luar biasa dari pasar. Menurut Yulianto, rumah di atas tipe 70 memiliki segmen pasar khusus yaitu berdaya beli kuat.
Sehingga, kendati terkena aturan LTV yaitu uang muka minimal sebesar 30%, tetap tidak memberikan pengaruh signifikan.

“Sementara, untuk rumah bersubsidi memang pertumbuhannya lambat. Karena, KPR bersubsidi ini diatur oleh pemerintah. Harga ditetapkan pemerintah. Aturan KPR bersubsidi ini setahun bisa ganti tiga kali, pengembang jadi susah jual. Belum ditambah sulitnya mencari tanah untuk membangun rumah bersubsidi,” kata Yulianto, kepada Solopos.com, Rabu (6/2/2013).

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif