News
Sabtu, 12 Februari 2022 - 18:38 WIB

Kementerian PUPR Sulap Kawasan Sungai Gajah Wong Jadi Tempat Wisata

Bc  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penampakan kawasan tepi Sungai Gajah Wong setelah dilakukan penataan Kementerian PUPR. (Istimewa-Kementerian PUPR)

Solopos.com, JAKARTA —  Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan penataan kawasan kumuh di tepi Sungai Gajah Wong, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Permukiman yang dulunya kumuh di tepi sungai itu kini menjadi destinasi wisata baru kebanggaan masyarakat Kota Jogja, dengan konsep wisata air.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan penataan kawasan tepi sungai tidak hanya memperbaiki fisik infrastrukturnya, tapi juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungannya. Hal ini dimungkinkan karena perencanaannya dilakukan bersama dengan pemerintah daerah dan masyarakat.

Advertisement

“Pemanfaatan selanjutnya menjadi peran pemerintah daerah kabupaten/kota untuk memberdayakan masyarakat di kawasan tersebut dalam mengembangkan potensi kawasan,” kata Menteri Basuki.

Baca juga: Underpass Simpang Joglo Solo Dibangun Kementerian PUPR, Ini Lokasinya

Advertisement

Baca juga: Underpass Simpang Joglo Solo Dibangun Kementerian PUPR, Ini Lokasinya

Program penataan kawasan tepi Sungai Gajah Wong merupakan penataan skala kawasan kota karena mencakup tiga kelurahan yang saling berbatasan. Ketiga kelurahan itu yakni Kalurahan Muja Muju, Kalurahan Giwangan, dan Kalurahan Prenggan.

Di Kalurahan Giwangan dan Prenggan penataan dilakukan dari Bendung Mrican hingga Jembatan Tegalgendu. Sedangkan di Kalurahan Muja Muji, penataan dilakukan dari Jembatan Balirejo hingga Jembatan Gembira Loka (GL) Zoo.

Advertisement

Pekerjaan penataan kawasan kumuh di tiga kelurahan tersebut mencakup perbaikan jalan lingkungan, jalan inspeksi sekaligus pembangunan talut sebagai penguat jalan, pembangunan sanitasi instalasi pengolahan air limbah (IPAL), drainase, pos pantau, hydrant proteksi kebakaran, pembangunan ruang terbuka hijau (RTH), toilet, pendapa, ruang baca, tempat sampah, penambahan railing pagar serta lampu.

Pekerjaan penataan kawasan kumuh tersebut didanai dari APBN Tahun 2019-2020 sebesar Rp15,6 miliar. Selain itu pendanaan juga berasal dari APBD Kota Yogyakarta untuk perbaikan rumah warga yang terdampak.

Baca juga: Siap-Siap! Ganjil Genap Bakal Diterapkan di Tempat Wisata Yogyakarta

Advertisement

Rumah warga di sepanjang kawasan penataan kini tidak lagi membelakangi sungai. Penataan permukiman di bantaran sungai tersebut mengacu pada gerakan M3K atau mundur munggah madep kali (memundurkan rumah, menaikkan rumah dan menghadapkan rumah ke sungai).

Penataan kawasan yang dilakukan Kementerian PUPR tersebut melibatkan Pemerintah Kota Yogyakarta dan Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai (Forsidas) Gajah Wong Yogyakarta. Ketua Forsidas Gajah Wong Purbudi Wahyuni mengatakan, pelibatan forum komunikasi sebagai mediator antara pemerintah dan masyarakat bertujuan untuk mengoptimalkan hasil pembangunan sesuai harapan masyarakat.

“Dengan komunikasi yang tepat, kebijakan dan pembangunan yang dilakukan dapat optimal sehingga akhirnya program 100-0-100 terpenuhi,” ujarnya.

Advertisement

Seorang warga yang juga menjadi pengelola wisata Dermaga Cinta Gajah Wong, Afdol Mustaqim, mengatakan kondisi saat ini sangat berbeda dengan sebelum dilakukan penataan. “Yang luar biasa dari pembangunan KOTAKU, menjadikan wisata air disini lebih baik sesuai harapan kita. Terjadi peningkatan dari segi kegiatan ekonomi maupun pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif