News
Kamis, 5 Desember 2013 - 01:35 WIB

Kemenakertrans Targetkan 2,5 Juta Pengusaha Perempuan pada 2014

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, JAKARTA—Guna menekan angka pengangguran yang berisiko naik pada 2014, pemerintah menargetkan sedikitnya 2,5 juta perempuan menjadi entrepreneur dengan mengembangkan industri kreatif di wilayahnya.

Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Kemenakertrans Reyna Usman mengatakan jumlah pengangguran pada 2014 diprediksi akan naik akibat minimnya pasar kerja. Penyerapan angkatan kerja pada 2014, tidak akan signifikan menyerap angkatan kerja baru yang diprediksi mencapai 2,5 juta.

Advertisement

Prediksi pertumbuhan ekonomi 2014 sebesar 5,5% hanya akan menyerap sekitar 825.000 angkatan kerja. “Untuk itu, pemerintah melalui 19 kementerian dan lembaga fokus untuk memberdayakan perempuan melalui sejumlah program pada 2014,” katanya, Rabu (3/12/2013).

Pengangguran perempuan akan didorong untuk memberikan nilai tambah pada sumber daya alam dengan memadukan dengan teknologi pengolahan. “Calon pengusaha perempuan, bisa mengajukan proposal untuk segera diuji kelayakannya. Setelah dinyatakan layak oleh instansi yang ditunjuk, bantuan dana pengembangan bisa segera cair,” kata Reyna.

Target pengurangan pengangguran perempuan dengan program wirausaha tersebut akan didorong ke sejumlah wilayah potensial, termasuk kantong-kantong TKI yang tersebar di seluruh Tanah Air. “Program pemberdayaan perempuan ini juga difokuskan untuk TKI purna atau TKI yang sudah pulang ke Tanah Air.”

Advertisement

Hingga saat ini, jelasnya, tingkat partisipasi kerja perempuan di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun masih lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. “Perempuan lebih banya terlibat dalam kegiatan ekonomi di sektor pertanian, informal atau usaha-usaha kecil yang bersifat sambilan.”

Minimnya partisipasi perempuan dalam dunia kerja, lanjutnya, diakibatkan oleh beberapa faktor a.l. rendahnya pendidikan dan mutu kompetensi. Alhasil, perempuan sulit untuk memperoleh sumber-sumber daya ekonomi, seperti tanah dan modal usaha.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif