News
Jumat, 26 Januari 2018 - 21:10 WIB

Kemenag Ajak Umat Islam Salat Khusuf Saat Gerhana Bulan

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gerhana bulan total yang membuat warna bulan menjadi merah darah pada Sabtu (4/4/2015) malam tak begitu terlihat dengan baik di kota Solo, Hal tersebut dikarenakan adanya awan tipis sehingga menggangu pengelihatan. (Sunaryo HB/JIBi/Solopos)

Kemenag mengajak umat Islam salat Gerhana Bulan pada Rabu (31/1/2018).

Solopos.com, JAKARTA – Berkaitan dengan akan terjadinya Gerhana Bulan Total (GBT) pada Rabu (31/1/2018) mendatang atau bertepatan dengan 14 Jumadil Ula 1439H, Kementerian Agama (Kemenag) melalui Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin mengajak umat Islam untuk melaksanakan Salat Gerhana atau Salat Khusuf.

Advertisement

“Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama telah menerbitkan seruan kepada para Kepala Kanwil Kemenag untuk menginstruksikan Kepala Bidang Urusan Agama Islam/Kepala Bidang Bimas Islam/Pembimbing Syariah, Kepala Kemenag Kabupaten/Kota, dan Kepala KUA untuk bersama para ulama, pimpinan ormas Islam, imam masjid, aparatur pemerintah daerah dan masyarakat untuk melaksanakan Salat Gerhana Bulan Parsial di wilayahnya masing-masing,” kata Muhammadiyah, di Jakarta, Kamis (25/1/2018) kemarin, seperti dikutip dari Kemenag.go.id. Baca juga: 31 Januari Ada Gerhana Bulan Total, “Super Blue Blood Moon”

Mengenai pelaksanaan salat gerhana, menurut Muhammadiyah, disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerahnya masing-masing

Advertisement

Mengenai pelaksanaan salat gerhana, menurut Muhammadiyah, disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerahnya masing-masing

Dirjen Bimas Islam menjelaskan, berdasarkan data astronomi, hampir seluruh kawasan Indonesia dapat mengamati Gerhana Bulan Total ini, yang diperkirakan akan terjadi mulai pukul 20:48 WIT, 19.48 WITA, atau 18.48 WIB dan puncaknya pada pukul 20.29 WIB. Baca juga: Penjelasan Lapan tentang Super Blue Blood Moon

Tata cara Salat Gerhana

Advertisement

a.Berniat di dalam hati;

b.Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana salat biasa;

c. Membaca doa iftitah dan bertaawudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah: “Nabi Saw. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika salat gerhana.”(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901);

Advertisement

d. Kemudian rukuk sambil memanjangkannya;

e.Kemudian bangkit dari rukuk (i’tidal) sambil mengucapkan, “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”;

f. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama;

Advertisement

g. Kemudian rukuk kembali (rukuk kedua) yang panjangnya lebih pendek dari rukuk sebelumnya;

g.Kemudian bangkit dari rukuk (i’tidal);

i. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana rukuk, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali;

j. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya;

k. Salam.

Setelah itu imam menyampaikan khotbah kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berzikir, berdoa, beristighfar, bersedekah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif