News
Minggu, 18 Februari 2024 - 09:35 WIB

Kematian Petugas KPPS pada Pemilu 2024 Capai 27 Kasus, Ini Penyebabnya

Newswire  /  Adhik Kurniawan  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi karangan bunga. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sedikitnya 27 kasus kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2024.

“Sampai saat ini tercatat 27 kasus kematian yang dilaporkan,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (16/2/2024).

Advertisement

Ia mengemukakan berbagai kasus tersebut ditemukan di sejumlah daerah, di antaranya Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan DKI Jakarta.

Berdasarkan data yang dihimpun hingga Jumat, pukul 14.00 WIB, tercatat sembilan kematian di antaranya kematian yang berkaitan dengan penyakit jantung.

Selain itu, empat penyakit diakibatkan oleh kecelakaan, dua infeksi syok septik, dua kematian yang tidak disebabkan oleh komorbid, satu sindrom distres pernapasan akut (ARDS), satu hipertensi, dan delapan lainnya meninggal dengan status kematian dalam perjalanan ke rumah sakit (death on arrival) dan sedang dikonfirmasi.

Advertisement

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan angka kematian petugas KPPS pada pemilu tahun ini menurun dibandingkan dengan pemilu sebelumnya yang tercatat 894 petugas meninggal dunia.

“Memang dibandingkan tahun [pemilu] lalu yang [angka kematiannya] di atas 100, (tahun) ini menurun jauh,” katanya saat ditemui di Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais Jakarta.

Ia mengatakan penurunan angka kematian, salah satunya dipengaruhi kesadaran kesehatan yang meningkat dari masyarakat yang mengajukan diri untuk menjadi petugas KPPS.

“Kita merasa bahwa masyarakat sudah lebih paham kalau bekerja itu jangan terlalu dipaksakan,” ujarnya.

Advertisement

Budi Gunadi Sadikin mengatakan angka kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada pemilu tahun ini menurun jauh dibandingkan pemilu sebelumnya.

“Dibandingkan pemilu sebelumnya yang angka kematiannya di atas 100 orang, tahun ini menurun jauh,” katanya saat ditemui di Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais, Jakarta, Jumat.

Untuk penurunan kasus, Kemenkes mencatat jumlah kematian KPPS pada Pemilu 2024 sebanyak 27 kasus, sedangkan pada 2019 ada 894 kasus

Menkes Budi mengatakan turunnya angka kematian petugas, salah satunya dipengaruhi oleh kesadaran kesehatan yang meningkat dari masyarakat yang mengajukan diri untuk menjadi petugas KPPS.

Advertisement

“Kita merasa bahwa masyarakat sudah lebih paham kalau bekerja itu jangan terlalu dipaksakan,” ujarnya.

Ke depannya, Menkes Budi menargetkan tidak ada lagi kasus kematian bagi petugas KPPS pada saat bertugas. Salah satu caranya, ungkap dia, adalah dengan meneruskan kegiatan skrining kesehatan bagi para calon anggota KPPS sebelum ditetapkan, sebagaimana yang dilakukan pada pemilu kali ini.

“Rata-rata mereka punya komorbid, jadi ada darah tinggi, ada diabetes. Mungkin yang ingin kita lakukan sebelum jadi anggota KPPS, kita skrining dulu untuk memeriksa tekanan darah tinggi dan tes gula. Penyebabnya yang sering dua penyakit itu,” tutur Menkes Budi.

Sebelumnya, anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Holik mengatakan petugas KPPS yang meninggal pada Pemilu 2024, tak sebanyak Pemilu 2019. “Jumlahnya memang tidak banyak [seperti Pemilu 2019],” ujar Idham.

Advertisement

KPU RI, kata Idham, juga telah mengusulkan agar penghitungan suara dilakukan dengan dua panel, yaitu panel menghitung surat suara Presiden dan Wakil Presiden serta DPD, serta panel lainnya menghitung surat suara DPR dan DPRD, sehingga hal tersebut dapat mengurangi beban petugas KPPS.

“Kami sudah merancang dua panel perhitungan suara di TPS. Menurut kajian kami yang telah melakukan simulasi di Kota Tangerang, Kota Bogor, Palembang, Kutai Kartanegara, itu ada efisiensi waktu,” ujarnya.

Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatat ada 12 orang petugas penyelenggara pemilu meninggal dunia di wilayahnya, di mana tujuh orang di antaranya anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Penyebabnya tak lain karena tahapan puncak pemungutan suara atau coblosan pada Rabu (14/2/2024) lalu, banyak menguras tenaga sehingga membuat para petugas jatuh sakit.

Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan Dinkes Jateng, Elhamangto Zuhdan, mengatakan ada 12 orang yang meninggal dunia di hari pemungutan suara Pemilu 2024. Kendati tak memperinci secara keseluruhan, belasan orang itu merupakan jumlah campuran dari petugas KPPS, linmas, pemilih, hingga saksi.

“KKPS ada tujuh orang. Dan rata rata yang meninggal ada komorbid [penyakit penyerta atau bawaan]. Ada gangguan pembuluh darah dan jantung. Seperti di Wonosobo itu umur 43 tahun tapi komorbid diabetes karena memang sat pemilu berlangsung membutuhkan kondisi fit, karena menguras pikiran dan tenaga,” ujarnya kepada Solopos.com, Sabtu (17/2/2024).

Elham memastikan para petugas KPPS yang sakit telah mendapatkan pelayanan berjenjang dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Sebab, sejak awal sudah ada kerja sama antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Komisi Pemilihan Umum (KPU) danBPJS terkait dukungan kesehatan bagi petugas penyelenggara pemilu.

Advertisement

“Sudah ada koordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Sudah memberikan edaran bersama. Ada kerja sama untuk dukungan pemeriksaan kesehatan untuk anggotaa KPPS, dari anggota, sekretariat panitia, KPPS juga sampai nanti pemilihan bupati/wali kota,” terangnya.

Adapun sejak awal, Elham mengaku Dinkes Jateng telah melakukan upaya pencegahan untuk menjamin kesehatan kepada petugas, salah satunya melalui screening. Dari hasil screening di awal didapati ada sekitar 4 persen petugas yang berisiko karena memiliki penyakit penyerta.

“Hasil screening kemarin pada waktu pertama ada 849 jiwa [petugas pemilu]. Saat itu yang discreening 50 persennya kita menemukan sekitar 4 persen memiliki risiko. Risiko itu punya komorbid yang harus dipantau,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif