News
Senin, 18 Juli 2022 - 15:03 WIB

Keluarga Curiga Brigadir J Tewas Dibunuh, Bukan Baku Tembak

Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias J, ajudan Kadiv Propam Polri. (Twitter)

Solopos.com, JAKARTA — Kematian Brigadir J, ajudan Kadiv Propam Polri, menyisakan tanda tanya besar bagi pihak keluarga. Pihak keluarga curiga Brigadir J meninggal karena dibunuh, bukan akibat melecehkan istri atasannya yang berujung baku tembak dengan Bharada E.

Kecurigaan itu disampaikan keluarga melalui tim kuasa hukum yang diwakili Kamarudin Simanjuntak. Berbekal sederet bukti terkait kejanggalan kematian Brigadir J, keluarga pun melayangkan laporan ke Bareskrim Polri.

Advertisement

Mereka meminta kasus kematian Brigadir J diusut tuntas. Kecurigaan itu muncul karena berbagai alasan. Pertama yaitu banyaknya luka di jasad Brigadir J. Luka tersebut berada di sekujur tubuh korban.

“Ada banyak luka di tubuh korban. Bagian bahu kanannya sudah tidak utuh lagi. Bagian giginya rusak. Ada banyak luka sayatan seperti di bagian mata, pelipis, dan mulut. Begitu juga luka lebam di tangan, kaki, dan perut. Kami belum melihat bagian vital di balik celana dalam korban. Apakah masih ada atau malah sudah hilang,” kata Kamarudin dalam konferensi pers yang dipantau Solopos.com dari Breaking News Metro TV, Senin (18/7/2022).

Advertisement

“Ada banyak luka di tubuh korban. Bagian bahu kanannya sudah tidak utuh lagi. Bagian giginya rusak. Ada banyak luka sayatan seperti di bagian mata, pelipis, dan mulut. Begitu juga luka lebam di tangan, kaki, dan perut. Kami belum melihat bagian vital di balik celana dalam korban. Apakah masih ada atau malah sudah hilang,” kata Kamarudin dalam konferensi pers yang dipantau Solopos.com dari Breaking News Metro TV, Senin (18/7/2022).

Berbagai luka tersebut membuat keluarga mencurigai jika ada upaya penganiayaan dan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J. Mereka curiga penganiayaan itu dilakukan pada rentang waktu pukul 10.00 WIB hingga 17.00 WIB, Jumat (8/7/2022).

Baca juga : Brigadir J Tewas, Upaya Pembunuhan Berencana?

Advertisement

Dia mengaku bertugas mengawal atasannya, Kadiv Propam Polri beserta keluarga untuk kembali dari Magelang ke Jakarta.

“Tindak pidana [penganiayaan dan pembunuhan] diduga terjadi di antara Magelang sampai Jakarta atau di Rumah Dinas Kadiv Propam Polri. Pada Jumat pukul 10.00 WIB, korban masih aktif berkomunikasi dengan keluarga melalui WA dan telepon. Setelah itu, korban meminta izin mengawal atasannya ke Jakarta. Asumsi perjalanan Magelang-Jakarta sekitar tujuh jam,” sambung Kamarudin.

Setelah lewat pukul 17.00 WIB, keluarga Brigadir J berusaha menghubungi korban, namun tidak berhasil. Hal ini membuat mereka cemas. Apalagi beberapa saat kemudian nomor Whatsapp korban diblokir.

Advertisement

“Ada dugaan peretasan handphone. Setelah pukul 17.00 WIB, nomor HP korban tidak aktif, Whatsapp diblokir. Kemudian nomor handphone keluarga juga diretas,” imbuh Kamarudin.

Baca juga : Isu Asmara di Balik Polisi Tembak Polisi, Istri Kadiv Propam Selingkuh?

Peretasan

Beberapa saat kemudian, keluarga mendapat kabar bahwa Brigadir J meninggal dalam insiden baku tembak dengan rekannya sesama ajudan di rumah dinas Kadiv Propam Polri.

Advertisement

Selanjutnya jasad korban dikirim ke rumah duka. Namun, keluarga awalnya dilarang membuka peti jenazah. Akan tetapi, setelah melalui negosiasi, akhirnya keluarga diizinkan peti dan melihat sebagian jenazah korban.

Keluarga pun kaget melihat banyak luka di tubuh Brigadir J yang memunculkan kecurigaan tentang upaya pembunuhan berencana.

Baca juga : 4 Fakta Dugaan Pembunuhan Berencana Brigadir J Ajudan Kadiv Propam

“Pihak keluarga tidak diberi tahu hasil visum. Oleh sebab itu karena banyak kejanggalan, maka kami meminta visum et repertum atau autopsi ulang,” tegas Kamarudin.

Kamarudin Simanjuntak selaku penasihat hukum keluarga Brigadir J meminta Presiden Joko Widodo memberikan perhatian lebih terkait kasus ini.

“Ini suatu peristiwa yang ajaib. Karena terjadi pembunuhan di suatu tempat, tapi tidak ada yang ditahan, tidak ada garis polisi. Oleh sebab itu kami minta kasus ini diusut tuntas secara transparan,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif