News
Senin, 26 Desember 2016 - 12:30 WIB

Keluarga Beruang Mati Gara-Gara Makan Daun Cemara

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Empat beruang mati karena keracunan tumbuhan (West Wyoming Borough Police Department)

Kisah tragis kali ini terjadi di tempat parker sebuah gereja.

Solopos.com, PENNSYLVANIA – Kisah tragis menimpa satu beruang hitam dewasa dan ketiga anaknya. Keluarga beruang itu ditemukan mati di halaman parkir Gereja St. Monica, Wyoming Barat, Pennsylvania, Amerika Serikat. Karena tidak ditemukan luka di tubuh beruang, otoritas setempat menyelidiki hal ini.

Advertisement

Jasad ketiga beruang ditemukan pada Selasa (6/12/2016). Setelah dipastikan tidak adanya luka atau trauma di tubuh beruang, pihak otoritas juga mengungkapkan tidak ditemukan jejak beruang berguling-guling sebelum mati. Hal ini menunjukkan beruang mati secara tiba-tiba.

Dilansir Buzzfeed, Sabtu (24/12/2016), kondisi itu sempat membuat kepolisian Wyoming Barat bertanya ke masyarakat tentang kemungkinan penyebab keempat beruang mati.

Terlepas dari pertanyaan yang diunggah ke media sosial, otoritas setempat melakukan autopsi pada salah satu anak beruang, serta meneliti tumbuhan yang ada di sekitar jasad beruang. Hasil autopsi dan penelitian mengungkap kemungkinan beruang mati karena mengonsumsi daun atau buah pohon cemara.

Advertisement

Semua jenis pohon cemara mengandung zat alkaloid taxine yang beracun untuk sebagian besar hewan. Sisa tumbuhan tersebut ditemukan di dalam perut anak beruang yang diautopsi. Pohon cemara kerap ditemukan di daerah kota. Diduga beruang-beruang tersebut makan dengan tujuan menggemukkan tubuh untuk menyambut musim dingin.

Pihak otoritas menganggap hal ini adalah peristiwa yang langka. Belum pernah ditemukan sebelumnya, beruang mati karena keracunan tumbuhan. “Pernah ditemukan sebelumnya Beruang mati karena penyebab yang tidak biasa, namun kasus yang satu ini mungkin yang pertama terjadi. Hal tragis ini sangatlah langka, semoga tidak ada kasus serupa lain,” ungkap ahli biologi, Mark Ternentn, seperti dikutip Buzzfeed.

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Kisah Tragis Kisah Unik
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif