SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/google image)
SLEMAN—Kartika, 29, warga Beran, Sleman diamankan Satreskrim Polres Sleman, Selasa (13/11/2012) siang. Wanita lajang lulusan Rumah Sakit Jiwa Grhasia Pakem ini nekat meneror lima Kepala Kepolisian (Kapolsek) di wilayah DIY.
Lima Kapolsek yang diteror adalah Kapolsek Tempel Sleman, Kapolsek Kalibawang Kulonprogo, dan tiga kapolsek di Gunungkidul, yaitu Kapolsek Saptosari, Kapolsek Tepus dan Kapolsek Nglipar. Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Heru Muslimin mengatakan, setelah menerima laporan teror melalui pesan singkat (SMS) pihaknya langsung mengamankan tersangka di rumahnya. Heru juga mengaku belum mendalami motif pastinya teror tersebut.
“Yang jelas tersangka ini ngirim SMS yang bunyinya ‘Kapolsek Tempel Bajingan. Bos, saya mau obrak abrik polsek tempel terutama kanit reskrim’,” kata Heru, menirukan bunyi SMS yang dikirim ke nomor pribadi Kapolsek Tempel Kompol Siti Alfiah, Minggu (11/11/2012) malam lalu.
Dari hasil pemeriksaan, kata Heru, ternyata tersangka juga mengirimkan pesan teror yang sama ke Kapolsek-kapolsek lainnya. Dari pengakuan tersangka dia melakukan tindakannya disuruh seseorang yang kini masih dalam pengejaran polisi. “Sekali ngirim SMS tersangka ngakunya dibayar Rp25 ribu” tandas Heru.
Heru menduga orang yang menyuruh tersangka ini adalah orang yang memiliki kasus atau orang yang mempunyai hubungan dekat dengan polisi karena pelaku bisa mengetahui nomor-nomor ponsel dari Kapolsek.
Terpisah Kriminolog Universitas Janabadra Hartanti mengatakan, proses hukum kasus bagi tersangka yang masih dalam proses pengobatan atau berobat jalan di Rumah sakit Jiwa saat melakukan teror bisa dihapuskan. “K
alau memang sudah sembuh dan dinyatakan sembuh baru bisa diproses,” katanya.