Masjid Hj Sudalmiyah Raiz diresmikan pagi tadi.
Solopos.com, SUKOHARJO — Masjid Agung Hj. Sudalmiyah Rais Minggu (3/12/2017) pagi diresmikan. Hj Sudalmiyah Rais merupakan ibunda tokoh Muhammadiyah Amien Rais.
Masjid yang berlokasi di Kompleks Kampus II Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Pabelan, Sukoharjo itu memiliki keunikan dan keindahan.
Puluhan ribu warga menghadiri peresmian Masjid Agung Hj. Sudalmiyah Rais dan acara Bermuhammadiyah di kompleks kampus II Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Minggu (3/12/2017).
Peresmian masjid ditandai dengan penekanan tombol oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Yunahar Ilyas.
“Kalau hadir semua sesuai undangan yang kami sebar maka jumlah tamu ini 41.000 orang. Mereka datang dari berbagai daerah di Soloraya,” ujar petugas petugas Humas UMS, Budi Santoso ketika ditemui di sela-sela acara kemarin.
Selain Yunahar hadir pada acara itu antara lain tokoh reformasi Amien Rais, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin dan Rektor UMS Sofyan Anif dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Keunikan
Masjid tiga lantai dengan luas tanah 6.842 meter persegi dibangun dengan total biaya senilai Rp20.596.320.000.
Menurut Budi masjid ini memiliki konsep terbuka yang diaplikasikan dengan adanya bukaan di ketiga sisi (utara, barat dan selatan) tanpa pintu dan jendela sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan pencahayaan alami pada siang hari.
Agar terdapat efek pencahayaan dalam ruangan didukung oleh pemasangan kaca patri yang berbentuk 12 sinar yang bertuliskan lafadz Allah sebagai identitas Muhammadiyah.
Desain lanskap masjid bertujuan untuk menjaga kelestarian sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan dengan mengembangkan konsep kekokohan ikatan untuk kemajuan.
Tujuan dan konsep tersebut diejawentahkan ke dalam bentuk/pola desain lanskap dan pemilihan jenis tanaman.
Desain lanskap masjid memiliki dua pola, yaitu melingkar dan bersinar. Pola melingkar dibentuk dari koridor tapal kuda, menggambarkan sistem ikatan yang kokoh antarsemua elemen dan menjadikan masjid sebagai pusat rujukan dan pergerakan.
Koridor tapal kuda juga berfungsi sebagai perluasan area salat, tempat diskusi serta area mentoring Al Islam dan Kemuhammadiyahan.
Pola bersinar terlihat pada taman di sisi utara masjid. Pola ini menggambarkan sifat gerakan Muhammadiyah yang senantiasa berkembang, berkemajuan dan mencerahkan.
Memakmurkan Masjid
Sementara itu Yunahar mengaku bersyukur masjid yang berdiri megah itu sudah selesai dibangun. “Alhamdulillah hari ini masjid baru UMS diresmikan. Kami ucapkan selamat pada UMS,” kata dia.
Menurut dia, UMS pada 2020 dijadwalkan menjadi tuan rumah Muktamar ke-48 Muhammadiyah. Untuk itu, pengajian akbar pada peresmian masjid ini sebagai pemanasan menuju acara muktamar tersebut.
“Kami minta untuk Muktamar ke-48 ke depan, UMS mampu membangun gedung pertemuan yang lebih besar melebihi tuan rumah Muktamar sebelumnya,” papar dia.
Kepada mahasiswa UMS dia berpesan agar memakmurkan masjid yang diresmikan. Dia mengimbau mahasiswa Muhammadiyah harus dekat dengan masjid, ulama dan Alquran.