News
Sabtu, 9 November 2013 - 22:15 WIB

JOKOWI DI SEMARANG: Pesan Jokowi di Undip: Jangan Jadi Follower!

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mantan Wali Kota Solo yang kini Gubernur DKI Jakarta nonaktif karena mencalonkan diri sebagai presiden Joko Widodo mengenakan peci Gus Dur yang dihadiahkan Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid. (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, SEMARANG — Kehadiran Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), selalu menarik perhatian banyak orang. Demikian pula saat dia hadir di Kampus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, untuk memberikan kuliah umum mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Budaya di Gedung Prof. Soedarto, Undip, Tembalang, Semarang, Sabtu (9/11/2013).

Jokowi kemudian memberikan kuliah umum dengan tema Membangun Entrepreneur Muda dan Tantangan Nasionalisme Indonesia Di Abad XXI. Dia meminta supaya generasi muda bangsa jangan hanya menjadi pengikut (follower), tapi harus bisa menjadi trendsetter
“Menghadapi pasar bebas yang sudah di depan mata, generasi muda harus menjadi trendsetter,” tandasnya.

Advertisement

Untuk menjadi seorang enterpreneur, lanjut Jokowi, maka harus mempunyai keberanian mengubah paradigma lama yang isinya rutinitas, prosedur rumit, berbelit-belit, tidak berani mengambil resiko, lamban dan boros, serta inginnya selalu dilayani.

Sebagai entrepreneur muda, kata Jokowi, harus mempunyai keberanian dalam bertindak, kreatif, inovatif, efektif, efisien, prosedur jelas dan tepat waktu. Jokowi memberikan beberapa tips kepada mahasiswa untuk menjadi entrepreneur atau pengusaha yang tangguh, antara lain harus memiliki impian sebesar-besanya.

Segera memutuskan suatu permasalahan yang dihadapi, melaksanakan dengan perhatian total, tidak kenal menyerah, serta memiliki dedikasi tinggi terhadap bisnis. ”Banyak teman-teman saya tidak sukses itu pindah-pindah senangnya. Jangan gonta-ganti, dedikasi pada yang sudah diputukan,” ungkap Jokowi.

Advertisement

Dia menambahkan menghadapi Pasar Bebas ASEAN pada 2015 supaya bisa bertahan dari gempuran pedagang atau produk asing yang nantinya masuk ke Indonesia, maka kuncinya harus memiliki daya jual.
”Sepandai apapun kita, kalau tidak mempunyai daya jual, kita akan tergilas. Jangan takut berkompetisi, anda semua mempunyai potensi bersaing,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif