News
Jumat, 7 Juli 2023 - 14:45 WIB

Kecewa Politikus Munafik, Alasan Cak Nun Larut Maiyahan Keliling Indonesia

Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Cak Nun dalam salah satu acara Maiyah, beberapa waktu lalu. (caknun.com)

Solopos.com, YOGYAKARTA — Budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), 70, menjadi salah satu aktor penting pergantian dari rezim Orde Baru ke Era Reformasi.

Ia termasuk yang memberi saran kepada Soeharto untuk lengser keprabon.

Advertisement

Istilah lengser keprabon itu muncul dari Cak Nun yang lantas dilontarkan oleh Soeharto dan menjadi ucapan yang sangat familiar hingga kini.

Sejarah tertulis Soeharto pun akhirnya lengser dan digantikan B.J. Habibie.

Advertisement

Sejarah tertulis Soeharto pun akhirnya lengser dan digantikan B.J. Habibie.

Namun Cak Nun kecewa dengan peralihan kekuasaan itu. Reformasi di mata Cak Nun bukan seperti itu.

Menurutnya, reformasi adalah potong generasi. Orang-orang lama berhenti berpolitik lalu digantikan anak-anak muda yang masih steril dari rezim Orde Baru.

Advertisement

“Harusnya kan revolusi tapi diperhalus menjadi reformasi. Tapi orang-orang itu kemudian mengambil alih kekuasaan dengan bertopeng reformasi. Reformasi dipenuhi orang-orang munafik,” kecam Cak Nun dalam sejumlah acara Maiyah yang diunggah di kanal Youtube caknun.com, seperti dikutip Solopos.com, Jumat (7/7/2023).

Kecewa dengan ulah sejumlah tokoh nasional itu, Cak Nun pun menyingkir dari panggung politik.

Ia menyibukkan diri dengan berkeliling Indonesia dan membentuk komunitas Maiyah yang tersebar di seluruh nusantara.

Advertisement

Suami dari artis Novia Kolopaking itu juga emoh kembali ke televisi swasta nasional.

Menurut Cak Nun, para pemilik televisi nasional itu juga berperan penting mengubah semangat reformasi.

Ayah dari vokalis Letto, Sabrang Mowo Damar Panuluh (Noe) itu hanya berkenan dalam acara-acara televisi daerah dan TVRI.

Advertisement

Acara Maiyah yang ia rintis tahun 2001 itu terus berkembang hingga saat ini. Maiyah yang formatnya ngaji dan diskusi bareng itu selalu dihadiri ribuan orang.

Tempatnya juga tersebar di banyak kota di Tanah Air bahkan hingga ke luar negeri.

Salah satu yang terkesan dari konsep Maiyah ini adalah Ian Leonard Betts, ilmuwan asal London, Inggris.

Leonard Betts sudah sejak 2002 ikut dalam acara Kenduri Cinta dan Maiyahan Cak Nun.

Ia bahkan sudah mulai berinteraksi dengan Cak Nun sejak tahun 1998.

Puluhan tahun membersamai Cak Nun, dari tangan Ian Leonard akhirnya terbit buku berjudul Jalan Sunyi Emha.

‘Saya berutang budi kepada Cak Nun atas tulisannya berjudul Belajar kepada Orang Barat (Kebon 212). Saya disebut dalam tulisan itu. Semua pengalaman dan kegiatan saya di Indonesia selama hampir 30 tahun, tak ada orang yang mengajari saya sebanyak yang Cak Nun lakukan. Termasuk tak ada kegiatan yang lebih penting kecuali kegiatan bersama Cak Nun dan Kiai Kanjeng,” tulis Leonard Betts, seperti dikutip Solopos.com dari caknun.com, Jumat.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif