News
Sabtu, 26 Juli 2014 - 11:12 WIB

KECELAKAAN PESAWAT : Hilangnya Air Algerie Diduga Karena Cuaca

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BAMAKO -– Cuaca buruk diduga menjadi pangkal kecelakaan pesawat Air Algerie di Mali, Afrika Barat, yang menghempaskan nyawa 116 orang. Sementara salah satu kotak hitam pesawat telah ditemukan.

Hal tersebut diungkapkan para pejabat Prancis, Jumat (25/7/2014). Para penyelidik di lokasi kecelakaan menyimpulkan pesawat itu hancur ketika jatuh menyentuh tanah. Hal itu menepis perkiraan pesawat menjadi korban sebuah serangan.

Advertisement

“Tentara Prancis yang berada di lokasi memulai penyelidikan pertama. Sayangnya tidak ada yang selamat,” kata Presiden Prancis, Francois Hollande, kepada wartawan seperti dilansir Reuters.

Sebanyak 100 tentara dan 30  kendaraan dari Perancis tiba pada Jumat pagi untuk mengamankan lokasi kecelakaan. Sejumlah mayat pun ditemukan. Hollande, juga mengungkapkan salah satu kotak hitam pesawat telah ditemukan dan akan dianalisa secepatnya.

“Puing-puing pesawat terkonsentrasi di daerah kecil, tapi masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan. Ada banyak teori, terutama cuaca namun saya tidak mengecualikan teori lain,” ujarnya.

Advertisement

Sementara Menteri Transportasi Prancis, Frederic Cuvillier, mengatakan bau bahan bakar pesawat terendus kuat di lokasi kecelakaan. Selain itu fakta bahwa puing-puing itu tersebar di area yang relatif kecil juga mengarah penyebab kecelakaan itu terkait cuaca, masalah teknis atau penumpukan faktor tersebut.

Petugas Aviation hilang kontak dengan pesawat bernomor penerbangan  AH5017, Kamis (24/7), kurang dari satu jam setelah lepas landas dari Burkino Faso, Afrika Barat dan hendak menuju Algeirs, AlAljazair. Hal itu terjadi setelah permintaan pilot untuk mengubah arah pesawat karena cuaca buruk.

Sebanyak 51 nyawa warga Prancis melayang dalam kecelakaan Kamis (24/7) itu. Otoritas Burkina Faso mengatakan daftar penumpang pesawat itu  termasuk 27 warga Burkinabe, delapan Lebanon, Aljazair enam, lima Kanada, empat Jerman, dua dari Luksemburg, satu Kamerun, satu Belgia, satu Mesir, satu add-ons, satu Swiss, satu Nigeria dan satu Mali.

Advertisement

Perusahaan penerbangan Swiftair yang tak lain pemilik pesawat, Jumat, mengatakan enam awak berasal dari Spanyol. Swiftair menambahkan masih terlalu dini untuk berbicara tentang penyebab kecelakaan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif