News
Minggu, 27 April 2014 - 20:43 WIB

KECELAKAAN KAPAL FERI KORSEL : PM Korsel Mundur Gara-Gara Tragedi Sewol

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi operasi SAR korban Feri Sewol di Korea Selatan (JIBI/Solopos/Antara/Yonhap)

Solopos.com, SEOUL — Perdana Menteri Korea Selatan (Korsel) Chung Hong–Won, Minggu (27/4/2014), mengumumkan pengajuan pengunduran dirinya menyusul hujaman kritik terkait penanganan pemerintah atas kecelakaan Kapal Feri Sewol.

Sebanyak 187 orang dilaporkan tewas atas tragedi tenggelamnya kapal yang mengangkut 476 pada 16 April lalu. “Hal tepat bagi saya untuk dilakukan adalah mengambil tanggung jawab dan mengundurkan diri sebagai seseorang yang bertanggung jawab dari kabinet,” kata Chung dalam sebuah pernyataan di televisi seperti dilansir Bbc.com.

Advertisement

Pengunduran diri Chung harus mendapat izin dari Presiden Korsel, Park Geun-Hye sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan. “Atas nama pemerintah, saya minta maaf atas banyaknya masalah dari pencegahan kecelakaan hingga penanganan awal bencana. ” tambahnya.

Dia juga mengutarakan terdapat begitu banyak  penyimpangan dan malapraktik yang terjadi di masyarakat. “Saya berharap kejahatan yang mengakar ini dapat diperbaiki dan kecelakaan semacam ini tidak terjadi lagi.”

Di satu sisi pada Minggu, para penyelam berjuang melawan kondisi cuaca mengerikan untuk mengambil mayat dari dalam kapal yang tenggelam. Seorang juru bicara penjaga pantai menjelaskan laut barat melecutkan angin kencang yang menyulitkan upaya pencarian 93 penyelam.

Advertisement

“Situasinya sangat sulit karena cuaca tapi kami melanjutkan upaya pencarian” kata juru bicara itu.

Seperti diketahui, Kapal Feri Sewol tenggelam saat tengah dalam perjalanan dari pelabuhan Incheon menuju pulau Jeju. Penumpang yang sebagian besar merupakan siswa SMA Danwon, seperti dilansir Reuters, diperintahkan untuk tetap tinggal di kabin, di tengah mereka menunggu perintah lebih lanjut.

Sebagai bagian dari penyelidikan , jaksa menggerebek dua pengawas keselamatan pelayaran dan kantor penjaga pantai. Mereka juga menggerebek dua pusat layanan kapal yang bertindak sebagai kontrol lalu lintas maritim.

Advertisement

Sehari setelah kejadian, PM yang mengunjungi orang tua para korban dicemooh dan seseorang bahkan melemparkan botol air ke arahnya. Presiden Park juga tak luput dari cemooh yang dilontarkan beberapa kerabat korban ketika ia mengunjungi sebuah gedung olahraga.

Gedung itu digunakan sebagai tempat tinggal mereka untuk mendapat kabar terbaru. Lambatnya upaya pencarian dan perubahan –perubahan informasi yang diberikan pemerintah memicu emosi mereka.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif