News
Sabtu, 14 November 2015 - 21:00 WIB

KECELAKAAN BANTUL : Ditabrak Polisi di Imogiri Bantul, Mahasiswa Tewas

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Garis Polisi (JIBI/Dok)

Kecelakaan di Bantul kali ini melibatkan seorang polisi, anggota Polsek Imogiri.

Solopos.com, BANTUL — Melaju dengan kecepatan tinggi, seorang anggota Polsek Imogiri Bantul menabrak mahasiswa, Jumat (13/11/2015) malam. Akibatnya, mahasiswa yang saat kejadian mengendarai sepeda onthel itu akhirnya meninggal dunia di rumah sakit.

Advertisement

Insiden itu terjadi di kawasan Jl. Parangtritis tepatnya di depan Gereja Duwuran, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek sekitar pukul 19.30 WIB. Hal ini berawal saat Agus Purwanto, 52, seorang anggota Polsek Imogiri, memacu mobil Toyota Avanza miliknya dengan kecepatan tinggi dari arah selatan menuju utara.

Saat tiba di lokasi, mendadak mobil bernopol D 1142 VI itu pun menyeruduk sepeda yang dikendarai oleh Zakaria Wahyu Kuncoro, 21, mahasiswa asal Muntilan, Magelang. Kerasnya benturan menyebabkan korban terpelanting ke depan.
Korban pun mengalami luka cukup parah di bagian belakang kepalanya dan kedua telinganya terus mengucurkan darah segar.

Alih-alih berhenti dan menolong korban, setelah menabrak, polisi berpangkat (ajun inspektur polisi satu) aiptu itu terus memacu kendaraannya. Bahkan, lantaran panik, ia pun sempat menabrak batas tepi pembatas jalan. “Akhirnya pelaku berhasil diamankan di Pos Polisi Ngangkruksari [Kecamatan Kretek],” ujar Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas (Kanitlakalantas) Polres Bantul Ipda Budi Haryanta kepada Harian Jogja, Sabtu (14/11/2015) pagi.

Advertisement

Diakuinya, hingga kini pelaku masih menjalani pemeriksaan oleh penyidik Unit Lalu Lintas Polres Bantul. Kendati begitu, terkait dengan aspek pelanggaran kedisiplinan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Propam Polres Bantul untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Begitu pula dengan dugaan pengaruh alkohol yang menyebabkan pelaku kehilangan kontrol saat mengendarai mobilnya, Budi enggan berspekulasi. Ia hanya menyerahkan semua hasil pemeriksaan pada proses penyidikan. “Jangan berandai-andai. Biarkan penyidik kami bekerka dulu,” ucapnya.

Memang, seperti diakui oleh Agustinus, salah satu saksi mata yang kebetulan berada di lokasi, mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi. Bahkan ketika melintasi tanjakan di depan Gereja Duwuran pun, mobil itu tetap tak mengurangi kecepatannya. “Dia [pelaku] dari selatan. Kayaknya sih agak mabuk gitu,” akunya.

Advertisement

Warga sekitar lokasi, Tri Sulistyawan mengakui, lokasi kejadian memang menjadi salah satu titik yang cukup rawan kecelakaan. Pasalnya, selain permukaan aspal yang mulus, kontur jalan di lokasi tersebut berupa tanjakan dan turunan. “Jalan yang mulus membuat kendaraan melaju kencang. Kalau pas di tanjakan, jelas akan sulit melihat ada kendaraan di depannya,” katanya.

Terkait dengan kecelakaan itu sendiri, Tri menjelaskan, korban merupakan mahasiswa salah satu kampus swasta di Jogja yang tengah mengikuti kegiatan kuliah kerja nyata (KKN). Saat kejadian, korban tengah mengayuh sepeda bersama tiga orang kawannya. “Mereka berempat sudah mengendarai sepedanya pelan-pelan di tepi jalan,” kata Tri.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif