News
Sabtu, 19 Maret 2016 - 12:10 WIB

KEBIJAKAN EKONOMI : BI Rate Dipangkas, Investor Asing Gelontorkan Rp14,46 Triliun

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang tunai rupiah. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Kebijakan Ekonomi penurunan suku bungan acuan oleh BI membuat investor menggelontorkan investasi hingga Rp14,46 triliun.

Solopos.com, JAKARTA – Pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI Rate) membuat investor asing menyerbu lantai bursa dengan pencapaian beli Rp14,46 triliun dalam sepekan ini.

Advertisement

Pada perdagangan akhir pekan yang dirangkum Bloomberg, Jumat (18/3/2016), Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup stagnan di level 4.885,71 seiring dengan menghijaunya lantai bursa di Asia Pasifik.

Pekan ini, IHSG berhasil menguat 1,49% sebesar 71,93 poin setelah pekan lalu tertekan 0,76% ke level 4.813,77. Sepanjang tahun berjalan, IHSG naik 6,37% dengan return dalam dolar Amerika Serikat meningkat 12,49%, tertinggi di kawasan.

Advertisement

Pekan ini, IHSG berhasil menguat 1,49% sebesar 71,93 poin setelah pekan lalu tertekan 0,76% ke level 4.813,77. Sepanjang tahun berjalan, IHSG naik 6,37% dengan return dalam dolar Amerika Serikat meningkat 12,49%, tertinggi di kawasan.

Investor asing mencatat aksi beli bersih senilai Rp747,6 miliar pada perdagangan akhir pekan. Bahkan, net buy investor asing selama sepekan mencapai Rp875,8 miliar dengan pembelian Rp14,46 triliun. Sejak awal tahun, investor asing mencatat net buy Rp4,63 triliun dengan total pembelian Rp131,8 triliun year-to-date.

Nilai tukar rupiah pada perdagangan akhir pekan di pasar spot terdepresiasi 0,32% sebesar 42 poin ke level Rp13.117 per dolar AS. Pekan ini, kurs rupiah juga terdepresiasi setelah tiga pekan berturut-turut terus terapresiasi.

Advertisement

Dia mencontohkan, sentimen positif yang menyokong IHSG a.l. penurunan BI Rate, batalnya Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga acuan, peningkatan cadangan devisa, stabilitas kurs rupiah, hingga rebound harga minyak mentah dunia.

“Pelaku pasar asing kembali masuk ke pasar modal. Sentimen-sentimen pekan ini menjadi trigerpositif,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (18/3/2016).

Sementara itu, kebijakan suku bunga negatif yang diterapkan oleh sejumlah bank sentral dinilai berdampak positif bagi bursa Indonesia. Investor global diproyeksikan akan mencari instrumen investasi di negara yang memberikan return positif.

Advertisement

BI Rate, katanya, termasuk suku bunga yang tinggi dengan risiko rendah. Tingkat BI Rate yang diturunkan 25 bps 6,75% terbilang masih mampu dikelola sisi risiko Indonesia.

Jika dibandingkan dengan Brasil, katanya, tingkat suku bunga bank sentral di negara tersebut mencapai 14%. Sehingga, imbal hasil yang diberikan Brasil jauh lebih tinggi ketimbang di Indonesia.

Bahkan, return lantai bursa Brasil menempati posisi tertinggi di dunia sebesar 27,27% sepanjang tahun berjalan. Begitu pula dengan imbal hasil mata uang real Brasil yang menempati posisi jawara sebesar 9,27% year-to-date.

Advertisement

“Risiko di Brasil juga tinggi. Investor asing lebih memilih untuk enggak masuk ke Brasil,” tuturnya.

Secara terpisah, analis PT Reliance Securities Tbk. Lanjar Nafi, menilai mayoritas bursa Asia naik kecuali pada bursa saham di Jepang. Sentimen disokong oleh penguatan harga minyak hingga mendekati US$40 per barel dan naiknya gairah properti di China seperti terdata pada harga rumah baru yang naik 5,2% pada Februari 2016.

Dorongan bursa regional juga terjadi lantaran nilai tukar yen yang kembali menguat seakan menjadi penahan bursa saham di Jepang. Dari lantai bursa nasional, IHSG bergerak tertekan awal sesi dengan ditutup menguat tipis hanya 0,02 poin ke level 4.885,71 dengan volume yang relatif tinggi.

“Terjadinya aksi profit taking pada sektor pertambangan mampu menahan pergerakan disaat bursa regional menguat,” ujarnya.

Menurut dia, sektor pertambangan terkoreksi 2,35%, sedangkan sektor aneka industri menguat 1,38% setelah data penjualan kendaraan diprediksi mampu rebound 3%-5% dengan acuan BI rateyang terpangkas.

Investor asing masih terlihat melakukan aksi beli sebesar Rp747,6 miliar pada perdagangan akhir pekan. Sehingga, pada pekan ke tiga bulan Maret ini, aksi beli investor asing tercatat net buysebesar Rp875,82 miliar dengan akumulasi selama Maret sebesar Rp3,09 triliun.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif