News
Kamis, 19 Juli 2012 - 23:50 WIB

KEBERADAAN PRESIDEN SURIAH Masih Misterius

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Suriah, Bashar al-Assad. (JIBI/Solopos/Reuters)

Presiden Suriah, Bashar al-Assad. (Reuters)

DAMASKUS–Keberadaan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, masih misterius hingga Kamis (19/7/2012), sehari setelah pemboman yang menewaskan tiga orang terdekatnya.

Advertisement

Sementara, pemberontak terus menekan ke jantung kekuasaan Assad di Ibu Kota Damaskus..Assad tidak membuat penampilan publik dan tidak ada pernyataan langsung darinya menyusul pemboman di Markas besar Biro Keamanan Nasional di Damaskus, Rabu (17/7/2012).

Bom yang meledak saat berlangsung pertemuan para pejabat tinggi itu menewaskan Menteri Pertahanan Jenderal Dawoud Rajha, Wakil Menteri Pertahanan Jenderal Assef Shawkat (saudara ipar Assad) dan Mantan Pertahanan yang kini mengepalai unit penanganan krisi Suriah, Jenderal Hassan Turkmani.

Sebuah sumber resmi mengatakan, Assad masih memegang komando operasi militer dari kantornya di Damaskus. Namun sumber oposisi dan seorang diplomat Barat mengatakan, pemimpin yang menghadapi pemberontakan selama 17 bulan terakhir itu kini berada di Latakia, sebuah kota pesisir Mediterania yang dikenal sebagai kantong massa sekte Alawit minoritas pendukung Assad.

Advertisement

“Informasi kami menyebutkan, dia [Assad] ada di istananya di Latakia dan dia mungkin telah ada di sana selama beberapa hari,” kata seorang tokoh senior oposisi yang menolak disebutkan namanya.

Namun, tentara pemerintah membuktikan janjinya untuk semakin bertekad memberantas “kelompok-kelompok teroris bersenjata” di seluruh Suriah, dengan menyapu sejumlah lingkungan di Damaskus dan sekitarnya, Kamis. Menurut warga Damaskus, terjadi pertempuran sengit di pusat kota pada Kamis pagi, bahkan semakin mendekati lingkungan istana.

Tunda Pemungutan Suara

Advertisement

Serangan di Damaskus tersebut telah memicu kekhawatiran internasional mengenai munculnya ketidakstabilan di Suriah. Sekjen PBB, Ban Ki-moon, mengutuk ledakan Damaskus dan menyatakan keprihatinannya atas penggunaan senjata berat. “Waktu sangat penting. Rakyat Suriah telah menderita terlalu lama. Pertumpahan darah harus berakhir sekarang,” tandasnya.

Atas perkembangan terbaru di Damaskus itu, Dewan Keamanan (DK) PBB menunda pemungutan suara yang dijadwalkan pada Kamis, guna memutuskan resolusi baru atas krisis Suriah. Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, menelepon Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk mencoba membujuk Moskow agar mencabut dukungannya terhadap Assad.

Serangan bom di Damaskus itu juga membuat Raja Yordania, Abdullah, menilai pilihan transisi kekuasaan secara damai harus dikesampingkan. “Realitas di lapangan membuat saya berpikir, jam terus berdetik dan pilihan politik sudah terlambat,” kata pemimpin negara tetangga Suriah itu dalam wawancara dengan CNN.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif