News
Rabu, 29 Juni 2022 - 16:07 WIB

Keakraban Jokowi & Pemimpin Dunia di KTT G7, Muluskan Misi ke Ukraina-Rusia

Bc  /  Danang Nur Ihsan  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana berjalan menuju kereta luar biasa yang akan membawa ke Ukraina dari Stasiun Przemysl Glowny di kota Przemysl, Polandia, Selasa (28/6/2022) waktu setempat. (Istimewa/Biro Pers Setpres/Laily Rachev)

Solopos.com, JAKARTA — Keakraban Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan para pemimpin dunia di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Jerman diyakini akan memperkuat misi kunjungan Presiden ke Ukraina dan Rusia.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Siti Ruhaini Dzuhayatin mengatakan keakraban Presiden Jokowi dengan para pemimpin dunia KTT G7, merupakan gestur penerimaan yang tulus dan memiliki kekuatan “trust” dari pemimpin negara-negara G7, terutama dari Presiden AS Joe Biden sebagai simbol dari kubu Barat.

Advertisement

“Tentu pertemuan yang bersahabat dan hangat tersebut memunculkan optimisme keberhasilan misi Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia,” kata Ruhaini dalam siaran pers yang diterima Solopos.com, Rabu (29/6/2022).

Ruhaini menegaskan misi utama kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia, yakni mendorong penghentian perang dan kesediaan kedua negara duduk bersama dalam perundingan damai.

Advertisement

Ruhaini menegaskan misi utama kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia, yakni mendorong penghentian perang dan kesediaan kedua negara duduk bersama dalam perundingan damai.

Perundingan damai ini guna mengurangi dampak kemanusiaan terutama korban jiwa dan masalah pengungsian yang rumit, serta menghindarkan dunia dari krisis pangan dan energi yang diakibatkan perang dengan dampak yang mengglobal. Terlebih, saat ini dunia belum sepenuhnya pulih dari krisis pandemi.

Baca Juga: Tempuh 11 Jam Perjalanan, Presiden Jokowi Tiba di Kyiv Ukraina

Advertisement

Selain itu, lanjut dia, juga menjadi momentum yang tepat bagi Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20. Sehingga KTT G20 pada November mendatang benar-benar menjadi upaya pulih bersama dan lebih kuat dari krisis pandemi dan krisis global yang mengikutinya.

“Presiden menjadikan Presidensi Indonesia pada G20 untuk mengoptimalkan modalitas dan peran Indonesia dalam perdamaian dunia,” terangnya.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Siti Ruhaini Dzuhayatin

Untuk itu, sambung Ruhaini, sejak awal Presiden Jokowi menunjukkan komitmen kuat penghentian perang sesuai yang diamanatkan oleh konstitusi, yakni turut serta menjaga perdamaian dunia dan menjaga legacy sebagai pemrakarsa Gerakan Non-Block yang menyuarakan kemandirian, menentang apartheid, dan tidak berpihak pada pakta militer manapun.

Advertisement

Baca Juga: Jokowi Naik KA yang Biasa Dipakai Pemimpin Dunia ke Ukraina

“Ditambah lagi dengan modalitas politik luar negeri bebas aktif yang memungkinkan Indonesia bersahabat dengan negara manapun dalam menjaga ketertiban dunia, termasuk dengan Rusia dan Ukraina,” jelas Ruhaini.

Guru Besar HAM dan Gender UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini juga menilai penerimaan Presiden Putin atas kunjungan Presiden Jokowi menunjukkan, bahwa Indonesia memainkan peran sebagai “true friend” yang tidak segan menegur sahabat demi suatu kebaikan yang lebih besar.

Advertisement

“Meski Indonesia pernah ikut menyatakan serangan militer Rusia ke Ukraina tidak dapat diterima, tapi Presiden Putin tetap menerima kunjungan Presiden Jokowi,” imbuh Ruhaini.

“Kita semua berharap misi Presiden dapat meredakan perang dan kedua negara dapat melanjutkan upaya-upaya perdamaian yang lebih permanen,” kata dia.

Baca Juga: Pasukan Elite TNI Kawal Kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia

Seperti diketahui, setelah menghadiri KTT G7 di Jerman, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana, bertolak menuju Ukraina dan dilanjutkan ke Rusia. Di Ukraina, Presiden dijadwalkan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan di Rusia akan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif