News
Sabtu, 11 Mei 2013 - 12:25 WIB

Kata MUI, Poligami Tidak Mendorong Korupsi

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Korupsi JIBI/Harian Jogja/Antara

Ilustrasi Korupsi
JIBI/Harian Jogja/Antara

JAKARTA-Majelis Ulama Indonesia (MUI) bicara soal hubungan korupsi dan poligami. Bukan apa-apa, banyak yang mengakaitkan urusan perempuan dan dorongan untuk korupsi. Memang, banyak tersangka korupsi yang berpoligami, tapi dinilai itu bukan dorongan untuk korupsi.

Advertisement

“Yang pasti korupsi itu karena kekuasaan yang tidak terkontrol,” kata Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Niam saat berbincang di Jakarta, Sabtu (11/5).

Menurut doktor hukum Islam UIN Jakarta, ini sama sekali tidak ada korelasi langsung antara urusan korupsi dengan apakah sudah menikah, berpoligami atau tidak. Tak sedikit tersangka korupsi yang juga tak berpoligami.

“Jadi tak ada hubungannya dengan sudah punya anak atau belum, janda atau duda, pria atau perempuan, poligami atau monogami. Korupsi itu mentalitas ketidaktaatan pada hukum,” tuturnya.

Advertisement

Biasanya, lanjut Niam, mental pencuri bersandingan dengan tindak kriminal berujung pada korupsi. Kemudian tak ada prinsip amanah.

“Ketika ada kuasa, memiliki kekuasaan cenderung korup. Karena harta korupsi, yang dimakan tidak halal, maka cenderung tidak barakah, dan mendorong hawa nafsu, bergelimang harta mendorong pelampiasan nafsu melalui wanita. Harta, tahta, wanita,” tutupnya.

Simak berita selengkapnya : http://digital.solopos.com/file/11052013/

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Harian Jogja Harjo Korupsi MUI
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif