SOLOPOS.COM - Ilustrasi Ketua Komisi VII DPR Sutan Bhatoegana (kanan) di lobi Gedung KPK, Jakarta.(JIBI/Solopos/Antara/Rosa Panggabean)
Solopos.com, JAKARTA — Ketua Komisi VII DPR Sutan Bhatoegana mengaku dicecar penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kinerja Komisi VII DPR dalam mengawasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Pengakuan itu dikemukakan Sutan Bhatoegana seusai menjalani pemeriksaan untuk kali kedua di KPK dalam kasus dugaan suap SKK Migas 2012-2013, Rabu (27/11/2013) ini.
Menurutnya, dalam pemeriksaan selama kurang lebih 5 jam itu, ia hanya ditanyai soal kinerja Komisi VII DPR selaku mitra kerja SKK Migas. Dia mengatakan hal tersebut sangat lumrah untuk mengetahui sejauh mana pengawasan yang dilakukan oleh DPR pada lembaga yang dulu pernah dipimpin oleh Rudi Rubiandini itu. Saya ditanya kinerja Komisi VII dalam mengawasi mitranya, SKK Migas, sekitar situ saja,” kata Sutan.
Dia juga mengakui sering bertemu dengan Rudi Rubiandini selaku mitra kerja, termasuk dalam kegiatan golf bersama. Namun, Sutan membantah pernah bertemu dengan Rudi di Bogor, juga membantah pernah menerima uang Tunjangan Hari Raya seperti yang beredar dalam berkas Acara Pidana kasus Rudi Rubiandini.
Dalam BAP tersebut, Rudi mengatakan bahwa Sutan sempat meminta tunjangan hari raya (THR) kepada dirinya sekitar awal bulan puasa 2013 untuk anggota Komisi VII DPR. Selain itu, BAP menyebutkan bahwa Rudi mengakui pernah mengadakan pertemuan dengan Sutan di sejumlah tempat makan di beberapa pusat perbelanjaan seperti di Plaza Senayan, Bellagio, Pacific Place, dan di Dharmawangsa. Selain dengan anggota DPR, pertemyan juga dihadiri sejumlah pengusaha yang pernah mengikuti tender di SKK Migas.