News
Kamis, 21 Januari 2016 - 17:30 WIB

KASUS NARKOBA : Polisi Diserang Bandar: Inilah Awal Mula Teriakan "Basi" dan Provokasi Mami Yola

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota kepolisian melakukan penyisiran saat operasi gabungan di kawasan Berlan, Matraman, Jakarta, Kamis (21/1/2016). Polri dan TNI menggelar operasi gabungan di kawasan Berlan pascaperistiwa pengeroyokan yang menewaskan seorang anggota polisi beberapa waktu lalu. (JIBI/Solopos/Antara/Rivan Awal Lingga)

Kasus narkoba yang membuat polisi diserang bandar di Matraman, Jakarta Timur, kian terbuka. Polisi punya cerita soal provokasi Mami Yola.

Solopos.com, JAKARTA — Ada dua hal yang menjadi awal serangan warga terhadap tim Polsek Senen saat menggerebek rumah Yolanda alias Mami Yola di Berlan, Jl. Slamet Riyadi 4, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, Senin (18/1/2016) sore. Pertama teriakan basi, dan kedua, wanita yang memprovokasi warga untuk menyerang polisi.

Advertisement

Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Pol. Eko Daniyanto, via telepon yang ditayangkan Kompas TV, Selasa malam, telah menjelaskan mengapa aparat Polsek Senen, Jakarta Pusat, yang justru melakukan penggerebekan di Matraman, dan bukan Polsek Matraman. Penggerebekan ini tak lepas dari penangkapan sebelumnya oleh Polsek Senen beberapa waktu lalu. Orang ini mengaku telah mendapatkan narkotika dari seseorang bernama Yolanda atau Mama Yola.

Dalam pernyataannya hari ini, Eko menceritakan orang ini bernama Erni Bulan. Penangkapan Erni berawal dari laporan anggota Bhabinkamtibmas yang menemukan bong dan alumunium foil di sebuah panti pijat di kawasan Senen, Jakarta Pusat, yang dirazia dalam sebuah operasi yustisi bersama unsur kecamatan setempat, 18 Desember 2015 lalu.

Advertisement

Dalam pernyataannya hari ini, Eko menceritakan orang ini bernama Erni Bulan. Penangkapan Erni berawal dari laporan anggota Bhabinkamtibmas yang menemukan bong dan alumunium foil di sebuah panti pijat di kawasan Senen, Jakarta Pusat, yang dirazia dalam sebuah operasi yustisi bersama unsur kecamatan setempat, 18 Desember 2015 lalu.

“Saat operasi yustisi di panti pijat tersebut, petugas menemukan bong dan alumunium foil di kamar salah satu terapis bernama Erni Bulan, yang kemudian yang bersangkutan diamankan ke Polsek Senen berikut barang buktinya,” jelas Eko di Markas Polda Metro Jaya, Kamis (21/1/2016), seperti dilaporkan Detik.

Dari interogasi Erni Bulan, terungkap dirinya sering mendapatkan narkoba dari seorang bandar yang beralamat di Jl Slamet Riyadi 4, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur. Polsek Senen pun memutuskan membawa Erni Bulan ke lokasi untuk menunjukkan rumah sang bandar. “Si Erni Bulan ini mengaku mendapatkan narkoba dari Mami Yola yang rumahnya di Jl Slamet Riyadi 4 Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, samping Asrama Berlan,” imbuhnya.

Advertisement

“Sampai di sana, ditunjukkan bahwa inilah rumahnya, oleh si Erni Bulan ini. Tetapi karena belum yakin, akhirnya Taufik menanyakan ke Joni, satpam yang turun piket, di mana rumahnya, ‘ini Pak samping rumah saya’,” tutur Eko. Baca juga: Polisi Diserang Bandar: Terdengar Kode Suara Sebelum Pengeroyokan di Matraman.

Anggota kemudian menggedor rumah tersebut, tamu tidak mendapat jawaban. Sampai akhirnya, anggota mendobrak rumah dua lantai tersebut. “Ternyata di lantai dasar ada 3 orang laki-laki tak dikenal dan 1 wanita yang diduga habis menggunakan sabu,” lanjut Eko.

Wanita itu, belakangan diketahui bernama Anita. Empat orang tersebut diamankan. Saat hendak melakukan penggeledahan, anggota mendengar ada suara ribut-ribut dari lantai 2 rumah tersebut. “Didapati dua orang di atas itu, kemudian salah satu keluar rumah loncat ke Kali Ciliwung melalui pintu belakang, sedangkan yang satu kabur dan tertangkap oleh Taufik. Jadi ada 5 orang yang diamankan dalam rumah,” paparya.

Advertisement

Sekitar 20 menit kemudian, Hariyadi mendengar teriakan seorang wanita yang bersifat provokatif. Wanita itu adalah Yolanda atau lebih dikenal Mami Yola. Mami Yola memprotes keras penggerebekan tersebut.

“Mami Yola ini, dia bilang ‘mana sprinnya?’ Kemudian ditunjukkan sama Hariyadi, dibilang [oleh Yola] ‘wah ini udah basi, udah basi’. Kemudian dia teriak-teriak ‘itu bukan polisi, bunuh, pukulin, pukulin!’,” lanjutnya.

Teriakan Mami Yola pun kemudian memancing sejumlah orang berdatangan. Di saat bersamaan, seorang wanita lari ke arah Berlan dan memprovokasi warga. Tidak sampai hitungan menit, belasan orang datang ke lokasi, sementara sejumlah orang lainnya melemparkan batu ke arah Hariyadi yang saat itu ada di luar rumah Mami Yola.

Advertisement

“Kemudian mereka datang, ada yang bawa parang, ada bawa batu. Di kanan ada sekitar 12 orang bawa sajam dan nesi kemudian terjadi keributan dengan Hariyadi, bahkan ada satu orang–yang masih kita cari–teriak ‘tembak aja Pak, tembak’ sambil buka baju, menantang polisi,” paparnya.

Taufik yang mendengar kericuhan di luar rumah, saat itu hendak mengeluarkan senjata api. Tetapi lemparan batu membuat konsentrasi terpencar, hingga kemudian terjadi kebrutalan. “Hariyadi dibacok dan tergeletak di kuar, kemudian Taufik masuk ke dalam rumah. Nah yang empat orang yang diamankan rumah pada lari,” imbuhnya.

Belasan orang kemudian mendobrak pintu rumah Mama Yola. Kesempatan itu kemudian digunakan oleh Hariyadi untuk menyelamatkan diri. Hariyadi kemudian ditolong oleh warga sekitar yang berada di seberang Jl. Slamet Riyadi 4. “Nah, kemudian yang di kiri [rumah Mami Yola] terjadi dorong-mendorong dengan anggota, akhirnya dua orang loncat, yaitu Taufik dan informannya. Yang selamat Patrik, dia ditusuk,” ujarnya.

Enam orang telah ditangkap pasca-kejadian tersebut. Satu orang perempuan bernama Anita ditetapkan sebagai tersangka karena memprovokasi warga.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif