News
Sabtu, 3 Juli 2021 - 01:20 WIB

Kasus Covid-19 Melonjak, Myanmar Perintahkan Ini Kepada Warga

Newswire  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota Palang Merah Myanmar menyemprotkan disinfektan ke jalanan Myanmar untuk menangkal virus Corona (Detik.com/AFP/SAI AUNG MAIN)

Solopos.com, MYANMAR — Penduduk Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, diperintahkan Otoritas Myanmar untuk tetap di rumah saja, saat kasus Covid-19 mengalami lonjakan.

Hal ini menyusul banyaknya tenaga medis berunjuk rasa memprotes junta militer Myanmar. Seperti dilansir AFP, Jumat (2/7/2021), penduduk kota Mandalay dan dua kota lainnya di wilayah Bago menghadapi pembatasan baru. Melarang lebih dari satu orang keluar rumah untuk alasan non-medis.

Advertisement

Tidak ada batasan waktu untuk pemberlakuan aturan baru terkait Covid-19 yang diumumkan oleh Kementerian Kesehatan dan Olahraga pada Dewan Administrasi Negara — nama resmi pemerintah junta militer Myanmar.

Baca juga: Langka! Fosil Dinosaurus Ditemukan Utuh, Panjangnya Mencapai 8 Meter

Advertisement

Baca juga: Langka! Fosil Dinosaurus Ditemukan Utuh, Panjangnya Mencapai 8 Meter

Di bawah pembatasan terbaru ini terkait Covid-19, orang-orang Myanmar yang bepergian karena pekerjaannya terkait pemerintahan mendapat pengecualian. Demikian dikutip dari Detik.com.

Area yang terdampak pembatasan ini ditinggali lebih dari 2 juta orang, menurut sensus penduduk tahun 2014. Sejumlah area di wilayah Chin, dekat perbatasan India, telah terlebih dulu di-lockdown sejak Mei.

Advertisement

Baca juga: AS Tawarkan Wisata Vaksinasi, Anda Berminat?

Sistem layanan kesehatan Myanmar berjuang untuk menghadapi kasus Covid-19. Bahkan sebelum kudeta dilakukan pada awal Februari lalu yang melengserkan pemerintahan Aung San Suu Kyi.

Sebagian besar wilayah Myanmar berada di bawah lockdown sebagian sejak tahun lalu. Meskipun penerapannya lemah dengan banyak orang menghadapi pilihan sulit antara mematuhi aturan atau memberi makan keluarga mereka.

Advertisement

Sejak kudeta terjadi, ribuan dokter, relawan dan pegawai negeri bergabung gerakan pembangkangan sipil untuk memprotes rezim junta militer. Lebih dari 800 warga sipil tewas dalam penindakan tegas militer dan polisi Myanmar, sedangkan nyaris 6.500 orang ditangkap.

Myanmar sejauh ini melaporkan 3.347 kematian akibat Covid-19, meskipun angka sebenarnya diperkirakan lebih tinggi.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif