News
Rabu, 19 September 2012 - 13:08 WIB

KASUS CENTURY: JK Sebut Ada Operasi Senyap Penyelamatan Century

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jusuf Kalla (JIBI/Bisnis/Dedi Gunawan)

Jusuf Kalla (JIBI/Bisnis/Dedi Gunawan)

JAKARTA–Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut ada Operasi Senyap dalam penyelamatan PT Bank Century Tbk dengan mengucurkan dana Rp6,7 triliun. Ketua Umum PMI itu mensinyalir ada hal yang misterius dalam penyelamatan itu.

Advertisement

Jusuf Kalla atau biasa disapa JK menyampaikan bahwa dirinya tak tahu banyak mengenai penyelamatan Bank Century meskipun waktu itu dirinya sebagai orang nomor dua di pemerintahan dan selaku pejabat sementara presiden karena SBY tengah di luar negeri.

“Ini memang misterius. Kenapa ada ‘Operasi Senyap’? Kalau pejabat wakil presiden saja tidak tahu, apalagi lagi yang lain? Apalagi Anda?” katanya dalam rapat bersama tim pengawas Bank Century di gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/9/2012).

Dia menjelaskan bagian yang misterius itu; pertama, dalam rapat yang dihadiri JK, jajaran petinggi Bank Indonesia, dan menteri bidang ekonomi 20 November 2008 disebutkan bahwa kondisi ekonomi nasional baik-baik saja
meskipun waktu itu krisis global kian memburuk.

Advertisement

Namun,sambungnya, pada malam harinya dikatakan negeri ini di ambang krisis besar, sehingga perlu diambil langkah-langkah darurat.

“Itu rapat di kantor saya, di situ dilaporkan semua keadaan ekonomi terkendali. Menko Perekonomian dan BI melaporkan itu. Malamnya dikatakan, negeri ini krisis besar. Negeri ini mau kiamat. Gila ini memang. Apa yang
dibuat? Saya marah kepada mereka, mengapa pada rapat sebelumnya dikatakan ekonomi terkendali,” tegasnya.

Kedua, dirinya mendapatkan laporan penyelamatan Bank Century pada 24 Oktober 2008, setelah dana tersebut dikucurkan. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengklaim melaporkan kepada JK melalui telepon dan pesan singkat.
“Mana ada. Saya check nggak ada. Akhirnya dia minta maaf,” kata JK.

Advertisement

Dari laporan Menkeu dan Gubernur Bank Indonesia kala itu Boediono disampaikan bahwa negara sudah “dirampok” oleh pemilik Bank Century sekitar Rp2,5 triliun.

“Itu muncul percakapan saya dengan Pak Boediono (saat itu Gubernur BI). Ini siapa yang merampok duit ini? Pemiliknya. Ya sudah, saya perintahkan tangkap perampoknya,” tegasnya.

Menurutnya, saat itu tak ada rencana penangkapan terhadap pemilik Bank Century, sehingga dirinya memerintahkan penangkapan Robert Tantular untuk mengamankan aset negara.

“Itu yang kemudian dianggap orang bahwa saya melakukan intervensi.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif