News
Sabtu, 17 Januari 2015 - 13:15 WIB

KAPOLRI BARU : Kompolnas Sesalkan KPK & PPATK Tak Berikan Data Budi Gunawan

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Komisioner Kompolnas, M. Nasser. (JIBI/Solopos/Antara)

Kapolri baru ditunda pelantikannya oleh Presiden Joko Widodo. Kompolnas menyesalkan KPK serta PPATK tidak kooperatif atas data rekam jejak dari calon Kapolri Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan.

Solopos.com, JAKARTA – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyesalkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tidak kooperatif atas data rekam jejak dari calon Kapolri Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan.

Advertisement

“Kami sudah menyurati KPK dan PPATK untuk meminta data rekam jejak Budi sejak lama, namun tidak ada balasan dari kedua instansi tersebut,” kata Komisioner Kompolnas M. Nasser dalam diskusi di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (17/1/2015).

Ia menjelaskan dengan alasan itulah Kompolnas berani mengusulkan nama Budi Gunawan sebagai calon Kapolri kepada Presiden Joko Widodo.

“Ya, kami berani mengusulkan karena tidak ada rekam jejak tentang rekening gendut, data itu ada di KPK dan PPATK, namun tidak diserahkan kepada kami, sehingga kami anggap bersih datanya,” ujar Nasser.

Advertisement

Menurutnya, data keuangan tersebut pernah diminta Kompolnas saat Budi diajukan sebagai calon Kapolri pada 23 April 2013. Namun, kata Nasser, KPK dan PPATK tidak pernah menanggapi permintaan data pada waktu itu.

“Dengan tidak ditanggapinya surat dari kami pada waktu itu, maka hal tersebut telah menghilangkan kesempatan Kompolnas untuk menyelidiki Budi secara menyeluruh, termasuk data rekeningnya,” tutur dia.

Nasser menjelaskan hanya dari pihak Komnas HAM yang menanggapi surat yang sudah terkirim kepada tiga instansi pada tahun 2013. Tiga instansi yang dikirimi permintaan data Kompolnas adalah Komnas HAM, KPK, dan PPATK.

Advertisement

“Kami merasa tidak dianggap, hanya disebut ada namun tiada dalam kinerja, seharusnya suplai data ke kami harus lengkap,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif