News
Rabu, 21 Agustus 2013 - 06:16 WIB

Kain Tenun Bali Mahal Karena Bahan Baku Minim

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengrajin kain tenun (JIBI/Solopos/Antara/Agus Apriyanto)

Solopos.com, DENPASAR — Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bali prihatin dengan ketergantungan pengrajin kain tenun tradisional setempat terhadap bahan baku luar negeri. Sumber bahan baku dari luar negeri itu menyebabkan harga kain tenun tradisional Bali mahal.

Mahalnya harga kain tenun tradisional Bali karena ketergantungan pengrajin kepada produk luar negeri itu, Selasa (20/8/2013), diakui Kepala Disperindag Bali Ni Wayan Kusumawathi kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) di Denpasar. Jika tak menggunakan bahan baku impor maka para penenun mengandalkan bahan baku setempat yang sangat terbatas sehingga juga bermuara pada mahalnya harga.

Advertisement

“Ada dua jenis produksi, antara lain dengan menggunakan bahan baku sendiri menjadikan harganya mahal, serta produk massal yang mendapatkan bahan baku penuh dari luar Bali seperti China dan India,” katanya. Menurutnya, untuk kebutuhan yang bersifat seragam atau produk massal harus dijual murah dan terjangkau, berbeda dengan penenun yang menggunakan bahan baku dari lingkungan sekitar mereka.

Sebagai jalan keluar atas mahalnya harga itu, Kusumawathi menyarankan pemerintah daerah mempunyai perusahaan daerah yang bisa berperan sebagai pengepul bahan baku. “Tujuannya untuk memotong mata rantai sehingga perusahaan daerah bisa menjadi pengepul bahan baku dan menjualnya kepada masyarakat. Pengrajin pun bisa dilindungi dan merasa aman karena bahan baku di Bali susah.”

Sementara itu, AA Ngurah Mahendra, Dewan Penasihat Asosiasi Pertekstilan Indonesia Bali, menambahkan bahwa sebenarnya harga kain tenun relatif balik lagi kepada daya beli dan kemampuan harga untuk berkompetisi. “Biasanya harga kain tenun yang mahal dibuat dengan alat tenun bukan mesin, biasa digunakan untuk kebutuhan upacara keagamaan atau untuk koleksi sedangkan untuk produk massal menggunakan alat tenun mesin harga pasti relatif lebih rendah,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif