News
Selasa, 14 Maret 2023 - 12:45 WIB

Kades di Banten Meninggal Disuntik Diphenhydramine, Ini Efeknya jika Overdosis

Rudi Hartono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi alat suntik. (Istimewa/pikabay.com)

Solopos.com, SOLO–Polisi menyebut jenis cairan yang disuntikkan mantri atau juru rawat berinisial SH ke tubuh Kepala Desa (Kades) Curug Goong, Padarincang, Kabupaten Serang, Banten, Salamunasir, yang mengakibatkannya meninggal dunia adalah diphenhydramine.

Setelah itu disuntik cairan tersebut di punggung kiri, korban sesak napas dan kejang-kejang. Kemudian pelaku bersama warga membawa korban ke puskesmas. Namun, puskesmas tak bisa menangani sehingga dirujuk ke RSUD Banten.

Advertisement

Mantri SH bersama warga kemudian membawa Kades Salamunasir ke RSUD. Dia dinyatakan sudah meninggal dunia saat sampai di rumah sakit.

Botol diphenhydramine dan suntikan yang digunakan pelaku sudah disita polisi. Polisi juga menyita barang bukti lain berupa satu unit telepon seluler.

Advertisement

Botol diphenhydramine dan suntikan yang digunakan pelaku sudah disita polisi. Polisi juga menyita barang bukti lain berupa satu unit telepon seluler.

Hingga kini aparat Polresta Serang Kota belum mengetahui penyebab pasti kematian Kades Salamunasir. Penyidik masih perlu mendalami kenapa obat alergi bisa membuat korban sesak napas sampai akhirnya meninggal dunia.

Penyidik juga belum dapat menyimpulkan mantri SH sejak awal berniat membunuh korban atau sebenarnya hanya ingin melumpuhkan korban.

Advertisement

Dikutip dari klikdokter.com, Selasa (14/3/2023), diphenhydramine adalah obat untuk mencegah mabuk perjalanan sekaligus meredakan reaksi alergi pada tubuh seperti mata merah, iritasi, gatal serta berair, pilek, dan bersin-bersin.

Obat ini bekerja dengan cara menghentikan aksi histamin, yaitu senyawa kimia alami tubuh yang menyebabkan gejala alergi.

Diphenhydramine tersedia dalam bentuk tablet, krim, dan injeksi. Obat ini termasuk golongan obat keras.

Advertisement

Diphenhydramine dalam bentuk injeksi digunakan sebagai antihistamin dan antialergi. Di dalamnya mengandung diphenhydramine 10mg/ml.

Obat ini diproduksi Harsen, Dexa Medica/Ferron Par Pharmaceuticals, Ipha Laboratories, Phapros, Bernofarm, Lucas Djaja/Phapros, dan Meprofarm.

Harga diphenhydramine injeksi Rp2.886/ampul.

Advertisement

Penggunaan diphenhydramine memiliki efek samping seperti mengantuk, gelisah, penglihatan kabur, euforia, kejang, lelah, kesulitan berkemih (kencing), dan hipotensi.

Efek samping lainnya yang bisa terjadi fotosensitivitas, anoreksia, mulut kering, mual, muntah, takikardia, dan vertigo

Penggunaan yang berlebih bisa mengakibatkan overdosis. Overdosis mengakibatkan kesadaran terganggu, psikosis, dan kejang.

Selain itu memicu gagal napas, delirium akut dengan halusinasi visual dan auditori (topikal), serta gejala antimuskarinik misalnya midriasis, takikardia, dan takiaritmia.

Efek yang ditimbulkan akibat overdosis penggunaan diphenhydramine itu serupa dengan yang dialami Kades Salamunasir. Setelah disuntuk mantri SH, korban langsung sesak napas dan kejang-kejang hingga akhirnya meninggal dunia.

Sebagai informasi, Kades Curug Goong Salamunasir meninggal dunia sesaat setelah disuntik mantri SH di rumah korban, Minggu (12/3/2023) pukul 13.00 WIB.

Sebelum peristiwa terjadi, pelaku dan korban cekcok mulut. Peristiwa itu menghebohkan warga desa setempat. Polisi sudah menangkap pelaku.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif