News
Jumat, 18 September 2015 - 16:02 WIB

KABUT ASAP : Tak Tahan Asap, 173 Mahasiswa Malaysia Mengungsi ke Negaranya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Patung Tarian Sekapur Sirih dipasangi masker di Jambi, Senin (14/9/2015). Aksi yang dilakukan oleh aktivis Tajridanur itu sebagai bentuk solidaritas terhadap korban kabut asap sekaligus menuntut pemerintah bertindak cepat untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang telah mengakibatkan udara pada level berbahaya. (JIBI/Solopos/Antara/Wahyu Putro A.)

Kabut asap memaksa aktivitas ekonomi dan pendidikan di Riau terhenti. Ratusan mahasiswa Malaysia pun mengungsi ke kampung halaman.

Solopos.com, PEKANBARU — Sebanyak 173 orang mahasiswa Malaysia yang berada di Riau diungsikan ke negara asalnya karena kabut asap.

Advertisement

Kepala Konsulat Malaysia di Pekanbaru Hardi Hamdi mengatakan seluruhnya akan dipulangkan Jumat (18/9/2015) siang. Mereka akan dijemput pesawat militer Malaysia yang terbang dari Bandara Subang Airport, Selangor, Malaysia, karena pesawat komersil belum bisa terbang ke Pekanbaru.

“Saya masih menunggu jadwal kepastiannya. Mahasiswa akan diungsikan ke Malaysia hari ini. Mereka diungsikan sampai jadwal yang belum ditentukan,” katanya.

Hardi Hamdi mengatakan warga negara Malaysia di Riau berjumlah sekitar 400 orang dan sekitar 300 orang di antaranya merupakan mahasiswa serta sisanya tenaga kerja atau pengusaha. Tidak sedikit dari warga Malaysia di Pekanbaru yang memilih pulang ke Malaysia untuk mengungsi dari kabut asap.

Advertisement

Pantauan Bisnis/JIBI, warga-warga Malaysia itu sudah memadati Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menunggu kedatangan pesawat.

Syamsul mahasiswa Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau mengatakan pihak universitas sudah lebih dulu memutuskan untuk libur. Sebelumnya, kabut asap mengganggu aktifitas belajar-mengajar di kampus.

“Kalau kondisinya begini, memang lebih baik kami kembali ke Malaysia saja, sampai kabut asapnya hilang,” katanya.

Advertisement

Selain mengeluhkan tidak bisa melanjutkan pelajaran, mahasiswa itu juga mengeluh tidak bisa beraktifitas di luar ruangan, saat kabut asap ini. “Kalau weekend, biasanya kita jalan-jalan keluar. Tapi, karena kabut asap, lebih baik di asrama saja,” sebutnya.

Hingga kini, Riau masih diselimuti kabut asap. Sejumlah alat indeks standar pencemaran udara (ISPU) menunjukkan status “Berbahaya”. Plt. Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menetapkan Riau Darurat Pencemaran Udara Kabut Asap.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif