News
Senin, 5 Oktober 2015 - 15:15 WIB

KABUT ASAP SUMATRA : Awan Potensial Langka, Hujan Buatan Tak Optimal

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah pengendara melintas di jalan yang terselimuti kabut asap di Jl. Jenderal Sudirman, Palembang, Sumatra Selatan, Rabu (9/9/2015) malam. (JIBI/Solopos/Antara/Nova Wahyudi)

Kabut asap Sumatra belum bisa dienyahkan seluruhnya.

Solopos.com, JAKARTA – Tujuh helikopter dan pesawat water bombing serta satu pesawat Casa hujan buatan dikerahkan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatra Selatan (Sumsel).

Advertisement

“Pantauan Satelit Terra Aqua dari NASA pada Minggu [4/10/2015] tercatat 1.340 titik api di Sumatra Selatan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Senin (5/10/2015).

Dia menjelaskan, sudah lebih dari satu bulan hotspot atau titik api di Sumsel belum juga dapat dipadamkan.

Konsentrasi hotspot di Sumsel, kata dia, terdapat di perkebunan dan hutan tanaman industri di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Advertisement

“Pantauan satelit dari NASA terlihat dengan jelas asap tebal diproduksi dari Kabupaten OKI dan Musi Banyuasin yang terbawa angin ke arah Barat Laut-Utara sehingga menambah kepekatan asap di Jambi dan Riau. Bahkan menyebar ke wilayah Malaysia,” ungkap dia.

Selain mengerahkan helikopter, sebanyak 1.594 personel TNI-Polri dari Jakarta dikirim ke Sumsel untuk memperkuat satgas darat. Dengan demikian, ada total 3.694 personel gabungan memadamkan api di darat.

“Langkanya awan potensial di Sumsel menyebabkan hujan buatan belum optimal,” ucap dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif